Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JALAN PANTURA: Butuh Dukungan Sarana Pengangkutan Lain

BISNIS.COM, CIREBON-Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan tingginya tekanan beban tonase Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa membutuhkan redistribusi barang dengan menggunakan sarana lain seperti kereta api, jalan tol dan pelabuhan

BISNIS.COM, CIREBON-Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan tingginya tekanan beban tonase Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa membutuhkan redistribusi barang dengan menggunakan sarana lain seperti kereta api, jalan tol dan pelabuhan laut. 

Bina Marga mencatat mayoritas kendaraan yang melewati jalur pantura mengangkut beban lebih dari yang seharusnya. Kondisi itu menyebabkan empat tahun terakhir biaya perawatan jalan sepanjang 1341 km itu membengkak menjadi Rp1,285 triliun pertahun.

Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto mengungkapkan jalan pantura merupakan tulang punggung perekonomian karena mengangkut 80% logistik Indonesia. Namun sayangnya mayoritas kendaraan mengangkut beban bisa mencapai 50 ton atau bahkan 90 ton sehingga jalan pantura sangat rentan mengalami kerusakan.

"Dalam Undang-Undang sudah diatur beban maksimal kendaraan itu 10 ton. Kita lemah dipenegakan aturan itu. Pengguna jalan lebih suka membayar denda ketimbang mengurangi beban angkutan," ujar Djoko Murjanto ketika mengunjungi jalan pantura, Rabu (24/4/2013).

Dia menjelaskan selain tingginya tonase kendaraan, jumlah rata-rata lalu lintas perhari di pantura mencapai yang mencapai 45 ribu kendaraan menjadikan redistribusi pengangkutan semakin urgen.

Dari segi teknis Djoko menjelaskan beberapa ruas jalan itu dibangun di atas rawa sehingga sangat rentan terhadap air tanah. Tambah lagi di beberapa tempat seperti di Km1, Brebes sangat rentan terhadap banjir akibat luapan sungai.

Ia menyebut rencana membuat double track kereta di Pantura akan sangat membantu meringankan beban jalan Pantura. Jika tidak dilakukan redistribusi barang maka jalan yang dibangun sejak zaman kolonial itu membutuhkan banyak perawatan mulai dari perawatan rutin, rekonstruksi ulang fondasi, dan perbaikan drainase.

"Kita membutuhkan sarana pengangkutan barang lain seperti kereta api, jalan tol, atau pengangkutan lewat laut. Jika jalan tol trans jawa tersembung maka ada sekitar 60% kendaraan akan beralih ke jalan tol. Apalagi jika menggunakan kereta api sekali jalan bisa menggangkut sekitar 2000 kendaraan," ujarnya.

Dia mengungkapkan pembangunan ruas trans jawa dari Semarang-Surabaya dapat selesai di tahun 2014. Namun untuk tiga ruas dari Pejagan-Semarang kemungkinan baru dapat selesai 2015.

Ketiga ruas itu dipastikan molor lantaran kendala pembebasan lahan. Untuk ruas tol Pejagan-Pemalang baru mencapai 29,8%, sementara ruas tol Pemalang-Batang baru 1,82% dan ruas tol Batang-Semarang baru 3,34%.

(FAA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Fahmi Achmad
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper