Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM BERSUBSIDI: SPBU Diiming-imingi Penyesuaian Margin

BISNIS.COM, JAKARTA—Para pengusaha pemilik stasiun pengisian bahan bakar umum  (SPBU) akan mendapatkan fasilitas penyesuaian margin yang saat ini diberlakukan Rp180-Rp200/liter, agar tertarik menjual solar dan premium  Rp6.500/liter.

BISNIS.COM, JAKARTA—Para pengusaha pemilik stasiun pengisian bahan bakar umum  (SPBU) akan mendapatkan fasilitas penyesuaian margin yang saat ini diberlakukan Rp180-Rp200/liter, agar tertarik menjual solar dan premium  Rp6.500/liter.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan penyesuaian margin itu diharapkan dapat menjadi insentif bagi pengusaha agar mau menjual BBM bersubsidi dengan harga yang lebih mahal.

“Usulan itu [penyesuaian margin] masih dibahas dengan Pertamina, BPH Migas dan Hiswana Migas. Selama 8 tahun terakhir kan juga memang belum ada penyesuaian margin untuk pengusaha SPBU, kami juga tidak ingin ada penurunan pelayanan setelah kebijakan dilaksanakan,” ungkapnya hari ini, Jumat (19/4/2013).

Untuk pelaksanaan dua harga BBM bersubsidi sendiri, lanjut Edy, Pemerintah tinggal membuat aturan pendukung untuk melaksanakannya. Nantinya, perbedaan harga BBM bersubsidi akan diatur dengan Keputusan Menteri ESDM, SPBU mana saja yang menjual BBM dengan harga Rp4.500 dan harga yang ditetapkan kemudian diatur dengan Keputusan BPH Migas.

Sementara itu, penyesuaian margin SPBU akan diatur oleh Keputusan Menteri ESDM dan di bawa kepada DPR untuk dibahas karena akan berdampak pada APBN Perubahan 2013.

Saat ini margin pengusaha SPBU hanya sebesar Rp200 per liter, dan Rp180 per liter untuk SPBU yang tidak mengikuti program 'Pasti Pas'.

Padahal, penjualan BBM bersubsidi di kota kecil hanya sekitar 4.000 liter per hari, dan pengusaha SPBU di wilayah tersebut masih harus menanggung susut volume sebesar 0,3%-0,5%.

Meski demikian, perubahan margin pengusaha SPBU tidak akan berbeda jauh dengan keuntungan yang diperoleh saat ini. Pasalnya, dari data 2012 diketahui, hanya 45% premium digunakan mobil pribadi, 40% digunakan untuk sepeda motor dan 15% digunakan untuk kendaraan angkutan.

Sementara solar, 4,5% digunakan mobil pribadi, 27,5% digunakan oleh bus, 60% digunakan truk, dan 8% digunakan oleh nelayan serta angkutan laut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper