Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPANSI APF: Dianggarkan US$90 Juta Guna Pertahankan Pasar

BISNIS.COM, JAKARTA--Produsen serat sintetis PT Asia Pacific Fibers Tbk (APF) berniat untuk melakukan ekspansi dengan investasi mencapai US$90 juta untuk mempertahankan pangsa pasar yang diraihnya saat ini.Presiden Direktur Asia Pacific Fibers, Ravi

BISNIS.COM, JAKARTA--Produsen serat sintetis PT Asia Pacific Fibers Tbk (APF) berniat untuk melakukan ekspansi dengan investasi mencapai US$90 juta untuk mempertahankan pangsa pasar yang diraihnya saat ini.

Presiden Direktur Asia Pacific Fibers, Ravi Shankar, mengatakan sebesar 40% dana tersebut akan diperoleh dari kas internal sedangkan 60% sisanya akan diupayakan dengan pembiayaan dari bank.

"Kami berencana untuk melakukan penambahan kapasitas produksi filament yarn untuk mempertahankan daya saing produk kami dengan produk impor," jelasnya dalam kunjungan ke Bisnis Indonesia, Kamis (18/4).

Namun Ravi menekankan bahwa rencana ekspansi ini baru bisa dilakukan ketika proses restrukturisasi utang sudah rampung. Seperti diketahui, proposal restrukturisasi anak usaha grup Texmaco ini belum juga mendapat persetujuan dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sehingga restrukturisasi utang sebesar US$1 miliar belum bisa dilakukan.

"Dari dulu memang ini yang menjadi masalah sehingga perseroan sulit mencari dana segar untuk investasi tambahan. Tapi dengan komunikasi yang efektif kepada PPA, kami yakin proses restrukturisasi utang bisa rampung tahun ini, sehingga ekspansi bisa dilakukan tahun depan," sambungnya.

Menurut Ravi, kinerja perseroan telah menunjukan perbaikan yang signifikan setelah sempat dinyatakan pailit oleh salah satu kreditur tidak terjamin perseroan pada 2005 lalu.

Pada 2012, total penjualan perseroan tercatat sebesar US$559 juta dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar US$36,8 juta.

Adapun prospek industri serat sintetis masih bisa terus tumbuh dengan rerata kenaikan 7% per tahun seiring dengan permintaan yang semakin tinggi dan berkembangnya industri hilir.  (if)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Christine Franciska
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper