Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NERACA PEMBAYARAN: Kuartal I Diproyeksikan Defisit

BISNIS.COM, JAKARTA--Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal I/2013 diproyeksi membentuk defisit akibat tingginya defisit transaksi berjalan dan surplus transaksi modal yang cenderung moderat. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan

BISNIS.COM, JAKARTA--Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal I/2013 diproyeksi membentuk defisit akibat tingginya defisit transaksi berjalan dan surplus transaksi modal yang cenderung moderat.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan tingginya defisit transaksi berjalan terjadi karena impor tumbuh dengan pesat saat ekspor masih lesu.

"Surplus neraca modalnya akan lebih kecil, sehingga neraca pembayaran jadi defisit. Itu yang menyebabkan cadangan devisa turun," tuturnya seusai pelantikan di Mahkamah Agung, Senin (15/04).

Kendati demikian, Perry optimistis defisit NPI akan menyempit pada kuartal II/2013 seiring meningkatnya surplus pada neraca modal.

Berkaca pada kuartal I/2012, NPI membentuk defisit sebesar US$1,03 miliar. Pasalnya, defisit current account yang mencapai US$2,9 miliar tidak mampu diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang tercatat sebesar US$2,2 miliar.

Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan menilai NPI kuartal I/2012 kemungkinan akan membentuk defisit. Pasalnya, cadangan devisa terus menurun.

Berdasarkan data Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2012 mencapai US$112,78 miliar. Kemudian pada Januari cadangan devisa turun menjadi US$108,78 miliar, US$105,18 miliar pada Februari, dan US$104,8 miliar pada akhir Maret 2013.

"Cadangan devisa itu kan sebagai proxy dari neto. Kalau surplus, cadangan devisa naik. Kalau defisit, cadangan devisanya turun. Kuartal I totalnya defisit, tetapi sepertinya tidak terlalu besar," ungkapnya.

Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, menuturkan saat ini transaksi berjalan Indonesia cenderung defisit akibat situasi perdagangan dunia yang belum membaik secara signifikan dan beban importasi BBM. Bahkan menurut Darmin, tendensi current account mengarah pada defisit yang semakin besar.

"Tetapi kalau ada perubahan di dalam perdagangan dunia, dia akan berubah, dan kalau ada kebijakan yang berubah, seperti subsidi BBM, dia akan berubah. Jadi tidak usah terlalu risau naik dikit, turun dikiit, itu seasonal saja," tuturnya.

Adapun di sisi neraca modal dan Finansial, Darmin mengakui arus capital inflow tidak secepat tahun lalu. "Sekarang juga modal masih masuk walaupun tidak secepat tahun lalu. Kita tunggu saja deh, ini harga BBM-nya bagaimana." (if)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper