Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENAIKAN HARGA BBM: Kementan usulkan Dana Konpensasi untuk Pertanian

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Pertanian usulkan pemberian  dana kompensasi untuk sektor pertanian jika kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terealisasi. Menteri Pertanian Suswono mengatakan dana kompensasi tersebut bisa digunakan untuk perbaikan

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Pertanian usulkan pemberian  dana kompensasi untuk sektor pertanian jika kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terealisasi.
 
Menteri Pertanian Suswono mengatakan dana kompensasi tersebut bisa digunakan untuk perbaikan infrastruktur pertanian.
 
"Potensi surplus beras 10 juta ton di 2014 bisa tercapai jika permasalahan pengairan bisa diselesaikan, karena ini kunci tanam-menanam. Kalau nanti ada kenaikan BBM dan kompensasinya bisa untuk memperbaiki irigasi, akan terjadi peningkatan produksi padi," ujarnya, Rabu (10/4).
 
Berdasarkan catatannya, sekitar 52% irigasi mengalami kerusakan ringan hingga berat. Kebutuhan dana untuk memperbaiki kerusakan tersebut diperkirakan mencapai Rp21 triliun.
 
Jika seluruh irigasi tersebut diperbaiki, lanjutnya, maka akan ada peningkatan produksi padi hingga 9,1 juta ton gabah kering giling. Jumlah tersebut setara dengan 5,4 juta ton beras.
 
"Tahun lalu Indonesia sudah surplus 5,6 juta ton dengan peningkatan produksi 5%. Jadi, peluang itu memungkinkan jika perbaikan irigasi tersebut dilakukan," imbuhnya.
 
Berdasarkan Angka Perkiraan Sementara (ASEM) yang dirilis Kementan, total produksi padi Indonesia tahun lalu mencapai 68,98 juta ton GKG, atau setara dengan 38,78 ton beras. Produksi padi tercatat mengalami pertumbuhan 4,91% dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya sebesar 65,76 juta ton.
 
Sementara itu, produksi padi tahun ini ditargetkan mencapai 72,06 juta ton GKG, tumbuh 4,46% dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan target tersebut, surplus beras pada 2013 diramal mencapai 7,49 juta ton.
 
Suswono menambahkan peningkatan produksi padi juga kerapkali terhambat dengan masa anggaran yang dimulai sejak Januari.
 
"Sekarang anggaran dimulai Januari dan seringkali belum bisa eksekusi karena DIPA belum turun. Sebetulnya untuk pertanian lebih cocok. kalau DIPA dimulai April seperti zaman orde baru," imbuhnya.
 
Masa anggaran yang dimulai sejak April, lanjutnya, sesuai dengan masa tanam di Indonesia. Pasalnya, produksi padi pada periode Oktober--Maret bisa mencapai 60% dari total produksi setahun.
 
Suswono juga mengeluhkan sulitnya mencetak sawah baru. Menurutnya, luas sawah areal penanaman padi saat ini sebesar 8,4 juta hektare sudah dilampaui oleh areal perkebunan sawit yang mencapai 8,9 juta hektare. (if)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Muhammad Kholikul Alim
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper