Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK KALIBARU: Presiden instruksikan dwelling time Tanjung Priok jadi 3 hari

BISNIS.COM, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok harus dipersingkat menjadi 3 hari, dari saat ini rata-rata 6,2 hari. Dengan demikian dapat meningkatkan daya saing global.Pembangunan

BISNIS.COM, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok harus dipersingkat menjadi 3 hari, dari saat ini rata-rata 6,2 hari. Dengan demikian dapat meningkatkan daya saing global.

Pembangunan Terminal Pelabuhan Kalibaru New Priok diharapkan dapat membantu, dan pola pembiayaannya akan dijadikan contoh pembangunan tanpa dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan memanfaatkan peranan swasta dan BUMN khususnya untuk infrastruktur yang sudah komersial.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan untuk dapat menjaga keseimbangan logistik di Tanah Air dan dapat bersaing di pasar global, pelayanan di pelabuhan harus ditingkatkan, salah satunya melalui dwelling time atau waktu bongkar muat barang dari kapal hingga meninggalkan pelabuhan.

"Tepati waktu, jaga kualitas. Dweling time di Pelabuhan Tanjung Priok masih terlalu lama, harus dipersingkat. Kalau kontainer keluar kapal 4-6 hari, sekarang bikin jadi 3 hari," kata Presiden saat melakukan ground breaking peresmian pembangunan terminal Pelabuhan Kalibaru New Priok, Jumat (22/3/2013).

Pada acara peresmian turut hadir Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, perwakilan dari sejumlah kedutaan, Ketua Umum DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti S. Gumay, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Presiden mengatakan Indonesia ingin logistik lebih efisien, baik, tepat dan benar, dan begitu juga pada tataran prakteknya. Tidak adil kalau di wilayah yang jauh, kawasan timur Indonesia (KTI)  harga barang lebih mahal karena logistik yang tidak efisien.

Menurutnya, pembangunan terminal Pelabuhan Kalibaru New Priok adalah salah satu solusi ciptakan efisiensi logistik. Infrastruktur terbentuk seperti, pelabuhan, bandara, jalan, maka potensi besar yang ada di Indonesia dan belum didayagunakan dengan baik, akan tumbuh lagi. Dengan infrastruktur modern, kelas dunia, seperti Kalibaru, Indonesia bisa bersaing di pasar dunia.

Namun, lanjut SBY, Indonesia kini menghadapi tantangan, pembangunan infrastruktur termasuk pelabuhan di barat-timur, utara-selatan.  Kalau mengandalkan APBN, selalu ada batasnya, tidak ada kompetisi.

"Kalibaru contoh yang baik, APBN untuk membangun infrastruktur dasar yang tidak memiliki unsur komersial, kalau ada komersialnya, diberikan kepada swasta atau BUMN. Kalau begini, akan makin banyak pembangunan infrastruktur di negara kita," kata Presiden.

Menurutnya, saat ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Mengingat pertumbuhan ekonomi mencapai 6% per tahun, dan 5-15 tahun kedepan, akan semakin kuat.

"Kalau momentum ini tidak disia-siakan, 5-15 tahun lagi, ekonomi kita tumbuh semakin kuat dan makin adil, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat signifikan. Kalau kita positif dan optimis, kita menetapkan strategi dan kebijakan untuk sampai ke masa depan yang dituju," tuturnya. (LN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper