BISNIS.COM, JAKARTA—Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Oesman Sapta Odang dinilai telah memaksakan keputusan Munaslub Kadin dalam rapat Dewan Pertimbangan yang digelar hari ini, Kamis (13/3/2013).
Seluruh Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin menolak usulan Munaslub.
Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DI Yogyakarta Sukamto mengatakan rapat Dewan Pertimbangan Kadin yang berlangsung siang ini dinilai tidak mewakili seluruh aspirasi anggota Dewan Pertimbangan Kadin maupun Kadin Daerah dan Asosiasi.
Seharusnya kalau memang usulan Munaslub akan direalisasikan, keputusan itu datang dari minimal 2/3 Kadin Daerah se-Indonesia dan 2/3 Asosiasi se-Indonesia, bukan diputuskan oleh Dewan Pertimbangan.
"Rapat ini pun tidak dihadiri seluruh 30 anggota Dewan Pertimbangan dan 30 anggota Dewan Pertimbangan Daerah. Hanya dihadiri sekitar 30 orang saja,” ujarnya usai rapat Dewan Pertimbangan Kadin di hotel Manhattan Jakarta hari ini, Kamis (14/3/2013).
Sukamto sebagai salah satu peserta rapat tersebut melihat, keputusan Dewan Pertimbangan untuk menggelar Munaslub agak janggal karena tidak melalui mekanisme yang seharusnya.
“Munaslub memang bisa dilaksanakan, namun tentunya harus melalui tata cara yang sesuai dengan aturan yang berlaku, bukan ujug-ujug memutuskan akan dilakukan Munaslub tanpa dukungan Kadin Daerah dan Asosiasi,” imbuhnya.
Usulan Munaslub memang hanya didukung oleh 5 Kadin Daerah dari total jumlah Kadin Daerah yang sebanyak 35 Kadin Daerah. Forum-forum asosiasi besar seperti REI, Apindo, API, Gapmmi juga menyatakan menolak usulan Munaslub.
Keempat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin yaitu Sofjan Wanandi, Agus Gumiwang Kartasasmita, Toni Uloli dan Azis Sjamsuddin, semuanya menolak usulan Munaslub dan berseberangan posisi dengan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Oesman Sapta Odang yang selalu memfasilitasi usulan Munaslub.
Baik keempat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, 22 Kadin Daerah dan asosiasi-asosiasi besar menolak usulan Munaslub dengan alasan, aksi kudeta semacam itu akan memberikan dampak negatif bagi keutuhan organisasi KADIN sebagai wadah dunia usaha. KADIN sebagai mitra pemerintah dalam mempercepat pembangunan ekonomi daerah dan nasional selayaknya bersatu dan tidak terpecah belah.
Sempat beredar rumor bahwa Oesman Sapta memfasilitasi usulan Munaslub agar dirinya dapat mencalonkan menjadi Ketua Umum Kadin menggantikan Suryo Bambang Sulisto yang saat ini menjabat. Namun Oesman Sapta membantah kabar tersebut.
“Saya tidak bersedia dicalonkan. Saya anggota Dewan Pertimbangan,” tegas Oesman Sapta.