BISNIS.COM, JAKARTA --PT PLN (Persero) menyepakati pembelian minyak kelapa sawit sebanyak 4.500 per bulan dari PT Wilmar Nabati Indonesia untuk sumber alternatif pembangkit listrik pengganti bahan bakar minyak di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (Sulutenggo).
Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengklaim dengan pemakaian sumber energi alternatif berbahan nabati pihaknya dapat melakukan penghematan sebesar Rp70 miliar per tahun.
"Mumpung harga minyak kelapa sawit sedang turun, kami ganti sebagian solar [untuk sumber energi pembangkit listrik] dengan sawit. Kami coba memakai sawit yang kualitasnya sama dengan minyak goreng, tetapi tidak perlu dijernihkan sehingga lebih murah," ujarnya usai acara peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Sulawesi Utara di Minahasa Selatan, Kamis (7/3).
Saat ini, menurutnya, pihaknya menggunakan campuran bahan bakar nabati sebanyak 7,5% dari total bahan bakar yang diperlukan untuk membangkitkan tenaga listrik di wilayah Sulutenggo.
Artinya, dari sebanyak 100% bahan untuk keperluan pembangkit listrik, PLN setempat menggunakan sebanyak 7,5% bahan bakar nabati dan 92,5% bahan bakar minyak.
"Secara bertahap akan dinaikkan persentasenya. Kami usahakan sistem logistiknya lancar," ujarnya.
General Manager Sulutenggo Janu Warsono menuturkan untuk meningkatkan efisiensi pihaknya akan menaikkan campuran BBN dari 7,5% menjadi 10%. "Nanti akan semakin murah," ujarnya.
Dia menambahkan penggunaan bahan nabati sebagai alternatif BBM tersebut akan digunakan di PLTU Bitung dan PLTU Topana, Sulawesi. (if)
PEMBANGKIT ALTERNATIF: PLN Beli Minyak Sawit Wilmar Untuk Bahan Bakar
BISNIS.COM, JAKARTA --PT PLN (Persero) menyepakati pembelian minyak kelapa sawit sebanyak 4.500 per bulan dari PT Wilmar Nabati Indonesia untuk sumber alternatif pembangkit listrik pengganti bahan bakar minyak di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Nasib Cuan Para Pemegang Saham BUMI Miliaran Lembar
1 jam yang lalu