BISNIS.COM, JAKARTA--Produsen kemasan farmasi PT Schott Igar Glass berencana menambah kapasitas pabrik 20% dalam 2 tahun ke depan dari 1 miliar unit menjadi 1,2 miliar unit per tahun.
Regional Sales Director Asia Pasific Schott, Gunawan Setokusumo, mengatakan penambahan kapasitas ini dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan industri farmasi di pasar domestik dan ekspor yang semakin tinggi.
"Pertumbuhan industri kemasan obat akan mengikuti pertumbuhan industri farmasi secara umum. Tiap tahun kenaikannya stabil dua digit," ujarnya dalam konfrensi pers, Rabu (6/3/2013).
Seperti diketahui, Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) menaksir pertumbuhan industri akan stabil pada 12% hingga 15% per tahun. Adapun proyeksi penjualan farmasi pada tahun ini akan berkisar Rp54 triliun.
PricewaterhouseCooper bahkan memprediksi penjualan farmasi di Indonesia pada 2020 dapat mencapai US$172,2 miliar dari US$76,6 miliar pada 2011. Bersama Brasil, China, dan beberapa negara berkembang lain, Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan pertumbuhan farmasi terpesat di dunia.
Gunawan menilai ada berbagai faktor yang menunjang pertumbuhan tersebut salah satunya adalah program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Pemerintah pada 2013, telah mengalokasikan dana Jamkesmas melalui APBN sebesar Rp8,29 triliun, naik dari tahun lalu yang berkisar Rp7,38 triliun.
"Program ini akan ikut meningkatkan permintaan obat-obatan, termasuk juga permintaan kemasan farmasi," sambungnya.
Hingga saat ini, pabrik Schott yang berlokasi di Lippo Cikarang, Bekasi, telah memproduksi gelas kemasan untuk khusus untuk obat injeksi seperti ampoules, vial, dan pipettes yang dengan kapasitas 1 miliar unit per tahun.(msb)
Penjualan Farmasi Di Beberapa Negara Dunia | ||
Negara | Tahun | Penjualan (US$ Miliar) |
China
| 2011 2020 | 66,9 175,8* |
Brasil
| 2011 2020 | 25,6 57,3* |
India
| 2011 2020 | 15,6 48,8* |
Indonesia
| 2011 2020 | 76,6 172,2* |
*) Proyeksi/Sumber:PricewaterhouseCoopers