Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEBRAKAN JOKOWI: Proyek Deep tunnel Dinilai Tak Efektif & Efisien

JAKARTA—Pemerintah mengisyaratkan multipurpose deep tunnel tidak akan dibangun mengingat manfaatnya dinilai tidak efektif untuk menekan bencana banjir.

JAKARTA—Pemerintah mengisyaratkan multipurpose deep tunnel tidak akan dibangun mengingat manfaatnya dinilai tidak efektif untuk menekan bencana banjir.

Dirjen Sumber Daya Air Mohammad Hasan menjelaskan terowongan bawah tanah tersebut dapat mengalirkan air dengan kecepatan 117 meter kubik per detik, sedangkan jika sungai Cliwung dinormalisasi memiliki kapasitas hingga 560 meter kubik per detik

"Dilihat secara awam pun orang sudah tahu, mana yang lebih efektif," katanya saat ditemui di Seminar Nasional dan Bedah Buku hari ini, Selasa (5/3/2013).

Kendati demikian, pemerintah tidak serta merta akan akan memberhentikan proses pembangunan terowongan bawah tanah tersebut. Dia menyampaikan pemerintah akan terus mengkaji pembangunan deep tunnel tersebut dengan tim khusus yang sudah dibentuk.

Selain itu, lanjutnya, nilai investasi untuk pembangunan terowongan bawah tanah tersebut mencapai Rp44 triliun untuk jangka waktu operasional hingga 50 tahun. Adapun normalisasi sungai Ciliwung hanya membutuhkan investasi Rp1,2 triliun.

Multipurpose deep tunnel ini diperuntukkan untuk mengurangi 78 titik banjir yang berada di sekitar Sungai Ciliwung. Daerah yang akan merasakan manfaat paling besar yakni Kalibata hingga Otista.

Deep tunnel tersebut akan dibangun sepanjang 26 km dengan jalur mulai dari Balai Kambang hingga Pluit dengan trase yang akan berada di bawah jalur kereta untuk menghindari pondasi high building.

Hasan melanjutkan, mengingat besarnya nilai proyek tersebut maka skema pembiayan public privat partnership (PPP) kemungkinan tidak akan tercapai.

"Maka dari itu kami akan memberikan VGF sebesar 89% untuk proyek ini, yang kemungkinan akan ditujukan untuk pembangunan dan swasta hanya akan mengatasi pembiayaan untuk pemeliharaannya saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Dimas Novita Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper