JAKARTA – Penyelenggaraan sistem lelang alokasi impor daging akan diserahkan kepada bursa berjangka sehingga dapat diakses oleh seluruh importir terdaftar.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan pembagian alokasi impor diusulkan melalui lelang online oleh bursa berjangka. Namun, dia belum bersedia menyebutkan bursa berjangka mana yang bakal ditunjuk serta kapan akan dimulainya.
“Penyelenggaranya bursa. Bursa kan swasta. Pengawasnya Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi-red). Tapi, kami masih bicara penyempurnaan konsep dasarnya,” katanya di Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Bachrul menjelaskan sistem lelang alokasi impor tidak menggeser mekanisme perizinan yang sudah berlangsung selama ini, baik melalui peraturan menteri pertanian maupun peraturan menteri perdagangan.
Bedanya, alokasi impor untuk setiap IT ditentukan melalui lelang online, bukan lagi oleh Kementan semata.
Hasil lelang inilah yang menjadi dasar Kementan dalam menyampaikan rekomendasi impor kepada Kemendag. Otoritas perdagangan itu lantas menerbitkan surat persetujuan impor (SPI) sesuai rekomendasi Kementan.
Semua pendekatan semua ketentuan tidak ada yang berubah, baik permendag maupun permentan. Cuma pengalokasiannya kepada IT yang dilakukan melalui lelang online.
Bachrul mengatakan seluruh perusahaan yang ditetapkan sebagai IT memperoleh kesempatan menjadi peserta lelang dengan tetap memperhatikan pengalaman mengimpor (past performance), kepemilikan alat angkut khusus dan penyerapan daging atau sapi lokal.
IT yang mampu menawarkan harga jual eks impor yang lebih rendah, akan memperoleh alokasi impor lebih banyak.
“Taruhlah misalnya kita akan melelang prime cut 1.000 ton untuk kebutuhan 3 bulan. Seribu ton itu misalnya dibikin 20 ton per lot. Jadi, ada 50 lot. Siapa yang bisa jual eks impor lebih murah, akan ada di list teratas. Misalnya, dia dapat 10 lot. Selebihnya diperebutkan oleh mereka yang jualnya lebih mahal,” jelasnya.
Pihaknya menepis pendapat yang menyebutkan sistem lelang hanya dapat diikuti oleh perusahaan importir berskala besar. “Pertanyaannya, apakah IT-IT daging itu UKM? Mereka punya cold storage, mobil pengangkut khusus, pernah mengimpor Rp2 miliar, Rp3 miliar,” ujarnya.
Bachrul menyampaikan sistem lelang memungkinkan untuk diterapkan tahun ini jika ada penambahan impor. Pemerintah menetapkan impor sebanyak 80.000 ton setara daging untuk tahun ini.