JAKARTA—Sektor manufaktur masih mendominasi komitmen penanaman modal asing (PMA) yang dibuat sepanjang 2008 sampai 2012 yang belum terealisasi.
Tamba P. Hutapea, Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM, mengungkapkan sektor manufaktur atau sektor sekunder mengambil porsi 52,9% atau Rp573,4 triliun dari total komitmen PMA yang belum terealisasi sebesar Rp1.084 triliun.
Menurutnya, kecenderungan realisasi investasi ke depan bisa diperkirakan dari komposisi komitmen investasi itu.
“Kurang lebih [perkiraan] komposisi realisasinya masih sama, antara pipeline dengan realisasi,” katanya saat ditemui di kantornya, Senin (18/2).
Dalam sektor manufaktur, jelas Tamba, industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi masih menempati komposisi terbesar, yaitu 20,9% dari total komitmen investasi sektor manufaktur.
Adapun, komposisi industri logam dasar sebesar 11,9% dan makanansebesar 6,7% yang menempati komposisi tertinggi selanjutnya.
Minat investor asing di sektor tersier berkontribusi sebesar 32,9% atau Rp356,6 triliun dari total komitmen PMA yang ada. Sektor ini masih didominasi oleh sektor listrik, gas, dan air dengan komposisi 9,2%.
Komposisi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 5,8% dan sektor perdagangan sebesar 5,3% yang memiliki komposisi tertinggi berikutnya.
Komitmen PMA sektor primer mencapai 14,1% dengan nilai Rp152,8 triliun. Sektor ini didominasi oleh sektor pertambangan dengan komposisi 8% dan sektor perkebunan dengan komposisi 5,7%. (if)