JAKARTA—Rerata harga jual kondominium baru di kawasan CBD Jakarta tahun lalu mencapai Rp29 juta per m2 atau naik 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perusahaan riset property DTZ mencatat kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari investor maupun end user yang ingin menghindari kemacetan dengan tinggal di pusat kota.
“Senada dengan sektor perkantoran, pasar apartemen atau kondominium di CBD Jakarta terdorong oleh meningkatnya investasi asing maupun local, sehingga harga terkerek,” jelas hasil riset bertajuk “Jakarta Property Times” yang diterima Bisnis, Minggu (10/2).
Di segmen kelas atas atau high end, rerata harga kondominium di CBD bahkan telah menyentuh Rp48 juta per m2, naik 9,7% dibandingkan dengan 2011. Kenaikan yang lebih tinggi terjadi di pasar menengah dan menengah atas sebesar 28%.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan tahun lalu merupakan masa peralihan bagi pasar kondominium di Jakarta, dari tren segmen atas ke segmen menengah.
“Sebenarnya permintaan di segmen menengah selalu lebih banyak, tapi suplai masih kurang. Tahun ini, pengembang rupanya sudah mulai melirik segmen menengah ini,” paparnya.
Dia memperkirakan tahun ini pertumbuhan harga di segmen menengah berkisar 20%-25%, sedangkan di segmen atas kurang dari 30%. (if)
KONDOMINUM DI CBD: Harga Rerata Naik 22%
JAKARTA—Rerata harga jual kondominium baru di kawasan CBD Jakarta tahun lalu mencapai Rp29 juta per m2 atau naik 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Perusahaan riset property DTZ mencatat kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium