Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FISCAL CLIFF: Tak Berdampak Signifikan Bagi Indonesia

JAKARTA—Jika fiscal cliff, yang diyakini dapat membuat Amerika Serikat (AS) kembali resesi, terjadi pada tahun depan, dampaknya dinilai tidak akan signifikan terhadap perekonomian Asia, termasuk Indonesia.

JAKARTA—Jika fiscal cliff, yang diyakini dapat membuat Amerika Serikat (AS) kembali resesi, terjadi pada tahun depan, dampaknya dinilai tidak akan signifikan terhadap perekonomian Asia, termasuk Indonesia.

Menurut Zamroni Salim, peneliti ekonomi di Habibie Center & Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dampak negatif dari fiscal cliff tidak akan terasa secara langsung oleh Indonesia.

“Jika China bisa bertahan, maka semua negara Asia lainnya akan selamat,” kata Zamroni dalam diskusi panel mengenai Outlook Perekonomian dan Tantangan Kebijakan untuk 2013 yang diselenggarakan Bank Dunia di Jakarta pada Selasa (18/12).

Wakil Presiden Direktur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Felia Salim mengatakan China akan bertahan jika fiscal cliff terjadi, meskipun negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu adalah salah satu ekportir terbesar bagi AS.

“Pemerintah China telah meningkatkan belanja infrastruktur di daerah-daerah. Saya rasa itu cukup untuk menggenjot permintaa domestik sehingga mengimbangi ketergantungan akan ekspor,” jelas Felia kebada Bisnis.

Selain pemulihan di China, menurut Felia, pemulihan di wilayah perekonomian yang lain juga dapat mengimbangi dampak negatif dari resesi ekonomi AS. “Eropa yang relatif membaik dapat berdampak positif kepada AS dan dunia,” jelas Felia.

Felia menambahkan efisiensi belanja negara, seperti pengalihan anggaran subsidi energi kepada infrastruktur, dapat membantu Indonesia meredam dampak negatif tersebut. Apalagi, perekonomian Indonesia lebih bergantung kepada konsumsi domestik ketimbang ekspor.

Senada dengan Zamroni dan Felia, Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan berpendapat Indonesia dan Asia tidak akan terkena dampak yang signifikan dari fiscal cliff AS.

“Perdagangan Asia semakin kuat secara regional. AS sejak 2008 juga telah menekan perekonomian dunia, tapi Indonesia dapat bertahan. Saya yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tertekan hingga di bawah 6%,” jelas Anton kepada Bisnis. (if)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Fazrin

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper