JAKARTA: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur hanya mencapai 6,2% pada 2013 karena ditekan berbagai permasalahan.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Industri, Riset, dan Teknologi, Bambang Sujagad, menuturkan sejumlah faktor yang memengaruhi kinerja manufaktur tahun depan.
Mulai dari penaikan upah minimum provinsi (UMP), tarif tenaga listrik, harga gas, hingga ketersediaan bahan baku yang masih minim.
Menurutnya, pada awal tahun depan kalangan industri dinilai belum siap menghadapi sejumlah masalah yang dinilai sangat memberatkan pengusaha tersebut.
Dengan demikian, kinerja industri diprediksi akan tertekan selama semester I 2013.
Akan tetapi, pihaknya optimistis kinerja industri manufaktur mulai membaik pada semester II tahun depan karena kalangan industri diprediksi sudah bisa beradaptasi dengan cobaan bertubi-tubi pada awal tahun.
“Kami optimistis perbaikan kinerja akan terjadi pada semester II tahun depan sehingga proyeksi 6,2% dengan plus-minus 0,2% itu kami nilai cukup realistis,” katanya, Selasa (11/12/2012).
Pada tahun ini, Kadin memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan hanya mampu menyentuh 5,91%.
Adapun Kementerian Perindustrian menargetkan industri manufaktur mampu mencapai 6,75% hingga akhir tahun.
Menurutnya, peringkat daya saing Indonesia dinilai rendah, tercermin dari kondisi kelembagaan birokrasi yang tidak produktif dan dinilai mengganggu dunia usaha.
“Kebijakan dan regulasi pemerintah seringkali tidak pasti sehingga mengganggu dunia usaha,” katanya. (ra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel