JAKARTA: Indeks harga barang konstruksi pada bulan Juli hanya meningkat 0,1% atau 0,2 poin yaitu dari 207,25 pada Juni menjadi 207,45 di bulan Juli 2012.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh kenaikan harga aspal 0,58%, kaca lembaran 0,58%, barang galian 0,34%, serta barang dari besi dan baja dasar 0,02%.
Namun di sisi lain, terdapat pula beberapa material yang justru mengalami penurunan harga diantaranya semen yang turun 0,36%, alat-alat berat dan perlengkapannya 0,2%, serta bahan bangunan dari logam yang tidak mengalami perubahan harga sama sekali.
Suryamin mengatakan masih minimnya jumlah permintaan bahan bangunan diakibatkan kurangnya proyek pekerjaan konstruksi memasuki bulan Ramadhan, dengan demikian ketersediaan bahan konstruksi saat ini berada dalam posisi aman.
“Sampai sekarang ketersediaan material masih aman dan belum ada kekuarangan karena memang permintaannya lebih sedikit, kenaikan indeks harganya masih 0,1%. Kondisinya Juli ini suasana bulan Ramadhan jadi banyak pekerjaan yang berkurang,” ucapnya di Gedung BPS, Rabu (1/8).
Dia mengatakan naik dan turunya harga bahan konstruksi tersebut disumbang oleh kelompok bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan yang meningkat sebesar 0,15% dengan andil 0,04 poin terhadap indeks harga.
Disusul oleh bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal yang mengalami inflasi 0,08% dengan andil 0,04 poin. Sementara bangunan pekerjaan umum untuk pertanian dan bangunan lainnya masing-masing memberi andil 0,01 poin.
Adapun kelompok bangunan listrik, gas, air, dan komunikasi tidak memberikan andil secara signifikan karena hanya 0,00 poin.
Direktur Statistik Harga BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan biasanya kenaikan permintaan material terbesar pada Triwulan III dan triwulan IV terutama didominasi oleh kelompok pekerjaan infrastruktur pekerjaan umum dan proyek bangunan properti.
“Kalau sekarang sedang melambat karena musim puasa. Pada triwulan III dan IV nanti akan cukup besar pekerjaan konstruksi yang berdampak pada peningkatan permintaan material,” ujarnya tanpa menyebutkan presentase peningkatan.
Meski demikian, Sas meyakni bahwa tidak akan terjadi kelangkaan material. Sebab menurutnya, kelangkaan tersebut hanya terjadi pada saat kondisi terjadi bencana yang memutuskan jalur distribusi barang.(msb)