JAKARTA: Pencairan pinjaman dari Bank Dunia senilai US$176,1 juta untuk pelaksanaan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiatif (JEDI) ditagetkan efektif pada September mendatang.
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum Sjukrul Amin mengatakan dengan dicairkannya loan tersebut maka pemenang tender konstruksi sekaligus diumumkan sehingga proyek dapat segera dilaksanakan.
Menurutnya pemerintah tengah melakukan proses persiapan pelaksanaan dan dokumen tender. Saat ini sudah ada 14 perusahaan yang mengajukan penawaran, delapan diantaranya berasal dari luar negeri seperti Korea, China, India, dan Taiwan.
“Loan diperkirakan efektif bulan September, setelah itu pemenang tender akan diumumkan. Sekarang lagi pembahasan persiapan pelaksanaan antara pemprov DKI, Ditjen SDA, dan Ditjen Cipta Karya,” ucapnya hari ini, Minggu (22/7/2012).
Setelah diumumkan, sekitar tiga hingga empat bulan ke depan akan dilanjutkan dengan proses konstruksi. Sementara penyelesaian proyek secara multiyears ditargetkan dapat terealisasi sekitar 2014 akhir atau 2015 awal.
Dituturkan olehnya saat ini sudah tidak ada kendala berarti yang dapat menghambat proses pembangunan pengendalian banjir melalui normalisasi dan pengerukan 13 sungai di DKI Jakarta tersebut.
Bila pun ada ialah berupa permukiman di sekitar bantaran sungai yang akan direlokasi dan diatur pemindahannya sehingga tidak mencemari sungai yang telah dinormalisasi.
“Tidak ada masalah lagi, karena sudah ada kanal jadi tinggal normalisasi saja. Kalau ada masyarakat yang tinggal dibantaran, maka akan ditertibkan,” tuturnya.
Sjukrul mengatakan tanggung jawab pekerjaan proyek tersebut berada di Ditjen Sumber Daya Air untuk pengendalian banjir, Ditjen Cipta Karya yang akan menangani drainase perkotaan, dan Pemprov DKI Jakarta bertanggung jawab atas drainase sekunder sehingga loan akan terbagi ke pusat dan provinsi.
“Kami dari PU membantu pemprov DKI untuk mengatasi masalah banjir, limbah, dan drainase di Jakarta. Mudah-mudahan dengan terealisasinya proyek JEDI ini akan mengurangi banjir di Jakarta dan mewujudkannya sebagai kota yang bersih dari sampah dan limbah.”
Melalui normalisasi dan pengerukan lumpur di 13 sungai di Jakarta maka kondisi saluran sungai yang tadinya macet akan menjadi lebih lancar sehingga dapat mengendalikan dan mengurangi resiko banjir di Jakarta hingga 30%.
Proyek JEDI juga mencakup daerah kumuh di sepanjang Banjir Kanal Barat, Pakin, Kali Besar, Jelakeng, Sunter Hulu, dan Krukut-Cideng dengan populasi sekitar 173.000 orang. (sut)