JAKARTA: Pemerintah memastikan pemasukan penawaran dokumen tender proyek pembangunan jalur kereta api Puruk Cahu-Bangkuang-Batanjung, Kalimantan Tengah, senilai US$2,2 miliar dilaksanakan pada November.
Menyusul telah adanyanya empat konsorsium yang mengikuti proses tender yakni Itochu Toll Consortium; Drydocks World LLC- PT MAP Resourses Indonesia Consortium; PT Bakrie -SNCLavalin-Thyssencrupp Consortium; dan China Railway Group Limited- PT Mega Guna Ganda Semesta-PT Royal Energi Consortium.
Deputi Bappenas Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S Priatna mengatakan proyek jalur kereta batubara ini sangat strategis untuk dibangun. Pasalnya, seluruh penambang batubara di Kalimantan Tengah telah menyepakati komitmen untuk menggunakan angkutan kereta tersebut.
Dengan demikian, sambungnya, pemenang tender proyek berskema public private partnership ini akan lebih mendapatkan kepastian akan penggunaan kereta batubara tersebut oleh para penambang di Kalimantan Tengah.
“Sudah tandatangan komitmen kesepakatan dengan semua penambang di Kalteng sehingga pemenang lebih ada kepastian. Request for Proposalnya akan selesai bulan Septembe. Pemasukan dokumen tender pada November ini,” ucapnya di Gedung Kemenko Perekonomian, Selasa, 17 juli 2012.
Sementara itu, untuk penandatanganan kontrak pemenang tender rencananya akan dilaksanakan pada kuartal I/2013. Setelah itu pemenang harus memenuhi financial close paling lambat pada November sehingga akhir tahun 2013 proyek dapat segera dibangun.
“Desember sudah dapat dibangun. Proses pembangunannya akan memakan waktu sekitar 3 tahun.”
Dedy mengatakan meskipun saat ini nilai investasi diperkirakan sekitar US$2,2 miliar, namun kemungkinan akan terjadi peningkatan hingga US$2,5 miliar karena adanya pergantian rute.“Trase sudah ada kira-kira 10 meter dari sungai. Sekarang ada masukan lebih jauh lagi ada yang 50 meter atau 100 meter, jadi jalurnya lebih panjang sehingga kemungkinan investasi bisa US$2,5 miliar.”
Sementara bila penawar mengusulkan sekaligus pembangunan jalur dengan kereta api pengangkutnya maka investasi bisa mencapai hingga US$3 miliar.
Menurutnya, dengan terbangunnya proyek kereta sepanjang 185 km hingga 400 km tersebut dapat mengangkuta kapasitas batubara hingga 30 juta ton dari saat ini yang hanya sekitar 5 juta ton.
Dengan demikian, penghematan biaya distribusi batubara dari lokasi pertambangan akan lebih murah sekaligus mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi di Kalimantan Tengah.
Apalagi selama ini jalur distribusi batubara yang mengandalkan sungai cukup terkendala oleh alam mengingat pada musim kemarau aliran sungai menurun.
Terkait dengan bantuan pemerintah, menurutnya, pemerintah tidak memberikan viability gap fund karena proyek dinilai sudah cukup layak. Namun tetap adanya jaminan dari pemerintah melalui PII.
“Saat ini dalam perhitungan tidak perlu VGF keculi jaminan pemerintah melalui PII, karena mereka yang memberikan konsultasi serta persiapan dan transaksi proyek mulai dari aspek teknis, finansial, maupun hukum.”
Sebelumnya, PII telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
“Melalui perjanjian ini, PII akan dapat melakukan due dilligence secara lebih komprehensif atas proyek yang nantinya akan memerlukan dukungan penjaminan PT PII Perjanjian kerjasama tersebut prinsipnya untuk menjamin risiko politik,” ucap Direktur Utama PT PII Shintya Roesli
Jalur kereta yang merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tersebut akan menggabungkan lima kabupaten di Kalimantan Tengah.
Kelima kabupaten tersebut adalah Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Kapuas. Selain itu, rel kereta juga akan menghubungkan lokasi-lokasi pertambangan di pedalaman Barito yang terletak di bagian Timur Utara Kalimantan Tengah dengan pelabuhan di bagian Selatan (Laut Jawa). (ea)