JAKARTA: Pemerintah mengakui pelemahan rupiah terhadap dolar AS berisiko memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 lebih dari 2,23%.Rofyanto Kurniawan, Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, mengatakan terdapat risiko pelebaran defisit APBN-P 2012 akibat pelemahan kurs."Ya memang. Tapi kan kalau sekarang masih melemah di level sekitar Rp9.500 per dolar AS, belum terlalu signifikan lah mempengaruhi defisit, masih cukup aman," katanya, Kamis 31 Mei 2012.Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan pada 25 Mei 2012 terjadi depresiasi Rupiah sebesar 4,24% (year to date) ke level Rp9.452 per dolar AS. Sementara per 31 Mei 2012, Bank Indonesia mencatat kurs tengah nilai tukar berada di level Rp9.565 per dolar AS.Rofyanto mengungkapkan, beberapa item belanja yang membengkak akibat pelemahan rupiah, a.l. pembayaran bunga utang dan subsidi BBM.Dalam APBN-P 2012, terdapat kewajiban pembayaran bunga utang sebesar Rp117,8 triliun yang terdiri dari bunga utang dalam negeri Rp84,7 triliun dan bunga utang luar negeri Rp33,0 triliun.
"Kan minyaknya masih impor dan asumsinya dalam satuan dolar AS jadi anggaran subsidi juga nambah," ujarnya. (ra)
BERITA LAINNYA:
- PROYEK HAMBALANG: Audit BPK Selesai 100 Hari Lagi
- BURSA EROPA Memerah, Terseret Kegagalan Penjualan Obligasi Italia
- GITA WIRJAWAN: Penyatuan Zona Waktu Untuk Efektivitas Bisnis
- KRISIS EROPA: Ini Dia Kata Sri Mulyani Soal Dampaknya Ke Indonesia
- HENRY Vs RUHUT: Dari Debat Corby Sampai Angkat Gelas, Perseteruan Bakal Berlanjut?
- 10 PERUBAHAN APPLE: Bikin Steve Jobs Bangkit Dari Kubur