SURABAYA: Pemerintah disarankan untuk segera mengeluarkan regulasi yang mewajibkan perusahaan asing yang bergerak di sektor pengadaan pangan untuk menjual sebagian produknya ke pasar domestik sebagai upaya mendongkrak ketahanan pangan dan menahan laju inflasi.
Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur, Hamid P Wibowo mengatakan inflasi inti masih berada pada batas atas, yang didorong oleh masih tingginya ekspektasi inflasi di masyarakat, meskipun secara umum kapasitas perekenomian masih mencukupi. Sebagaimana pengalaman laju inflasi sering terkait dengan kondisi fluktuasi harga pangan.
Itu sebabnya ketersediaan pangan menjadi mutlak. "Kami dari TPID menjadikan masalah tersebut sebagai salah satu rekomendasi untuk segera mendapat perhatian dari pemerintah," ujarnya.
Salah satunya, lanjutnya, adalah menyarankan agar pemerintah menerapkan kebijakan yang mewajibkan perusahaan asing yang bergerak di sektor pengadaan pangan menjual sebagian atau seluruh produknya ke pasar domestik. Selama ini kecenderungan dari produk tersebut untuk memenuhi ekspor.
Sementara kekurangan ketersediaan pangan didalam negeri dipenuhi dari impor. Oleh karena itu dari hasil koordinasi TPID jatim juga mendesak pemerintah didalam menerapkan pembatasan impor produk pangan secara parsial harus diimbangi dengan peningkatan produksi lokal.Bahkan dari kebijakan tersebut diharapkan akan dapat memacu perningkatan nilai tukar petani yang selama ini relatif rendah.Hamid membenarkan berdasarkan laporan pemantauan perkembangan harga olah TPID di beberapa Kabupaten/kota di Jatim, pada Mei ini harga baberapa komoditas volatile food sepertiberas, telur ayam ras, daging ayam ras dan Cabai merah masih dalam tren penurunan meskipun terdapat tekanan pada beberapa koamoditas lainnya, terutama kelompok bumbu-bumbuan. Akan tetapi di pihak lain, tekanan inflasi dari sisi administered price diperkirakan masih tarjadi pada bulan ini meskipun angkanya relatif minim.Khusus Jatim TPID memproyeksikan sepanjang Mei 2012 lndeks HargaKonsuman di wilayah tersebut berpotensi mengalami inflasi, di kisaran 0,2% hingga 0,4% (mtm). Bahkan kedepan, jika gangguan anomali cuaca masih minim dan tidak terdapat kebijakan pamerintah menaikan harga BBM, inflasi tahunan Jatim diyakini akan dapat mancapai angka 4,63%.
"Olah karena itu TPID juga merekomendasikan agar perumusan kebijakan sektoral dan harga dapat mendukung peningkatan Nilai TukarPetani (NTP) sehingga dapat menjadi insentif bagi pelaku usaha di sektor pertanian," ungkapnya.(msb)
BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:
METRODATA ELECTRONICS Siapkan Right Issue
PASAR SURAT UTANG: Investor Cenderung Wait & See
Danareksa Investment Rilis RDPT Infrastruktur
AKSI ALIBABA: Berniat Beli Sahamnya Dari Yahoo! Senilai US$7 Miliar
HARGA EMAS: Pasar Keuangan Tertekan, Logam Mulia Melonjak
TRANSAKSI AFILIASI: Adi Karya Pinjamkan APR Rp57,1 Miliar
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
KASUS NARKOBA: Sabu-Sabu Di Sumut Banyak Berasal Dari Malaysia
TRAGEDI SUKHOI: Wah.. Ada Dugaan Penipuan Jamsostek!
JUSUF KALLA: Memimpin Bisnis Beda Dengan Pemerintahan
DAUD YORDAN Naik Ring Lagi Juli
ENGLISH NEWS:
PALM OIL Climbs As Biggest Weekly Drop In 5 Months Lures Buyers
PLN To Spend IDR2.54 Trillion For VILLAGE ELECTRICITY Program
ARC Broadens Relationship With ANGLO AMERICAN In Indonesia
MARKET OPENING: Index Fall 46.79 Point
MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
RUPIAH Advances Most In Two Weeks On CHINA Pledge
JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel