Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

 

JAKARTA: Pemerintah akan menggenjot investasi dari tiga negara, yakni Korea Selatan, India, dan Australia pada tahun ini seiring dengan gencarnya ketiga negara tersebut menanamkan modal di Indonesia. 

Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan sepanjang 2010-2011, ketiga negara tersebut telah menanamkan investasi sebesar US$1,609 miliar di Tanah Air. 

Dari ketiga negara tersebut, Korsel mencatatkan realisasi investasi terbesar, yakni senilai US$1,37 miliar, menyusul Australia dengan US$224,26 juta, dan India sebesar US$15,95 juta. 

Investasi yang ditanamkan Korsel sepanjang 2010-2011 mencapai dengan nilai US$1,37 miliar. Adapun nilai tersebut termasuk ke dalam investasi 216 perusahaan yang mencakup 168 kelompok industri. 

Pada 2010, investor asal Negeri Ginseng tersebut menanamkan modalnya di industri peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik, radio televisi, alat-alat rekaman suara dan gambar serta sejenisnya.

 

Pada 2010, investasi Negeri Kanguru tersebut terbesar berada di industri amonium nitrate, termasuk jasa penyimpanan dan distribusinya. 

Adapun tahun lalu, mereka mulai masuk ke industri mesin-mesin dan industri khusus lainnya. 

Sementara itu, investor asal India selama 2010-2011 berasal dari 9 perusahaan di 9 kelompok industri. 

Pada 2010, investor India masuk ke industri pembuatan logam dasar bukan besi serta perdagangan ekspor dan impor. Pada 2011, mereka mulai masuk ke industri pemintalan benang. 

Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana mengungkapkan nilai tersebut belum mewakili jumlah yang riil di lapangan. 

Menurutnya, pihaknya mencatat masih ada data investasi yang masuk, tetapi belum mencatatkan nilai investasinya. 

Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang membahas rencana kerja sama bilateral dengan sejumlah negara, seperti Korsel, India, dan Australia. 

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan pihaknya lebih mendukung penjalinan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Korsel. 

"Berdasarkan pengalaman, posisi Indonesia dengan Korsel adalah saling mengisi. Untuk itu, pada saat negosiasi nanti, saya berharap pemerintah memperkuat posisi produk-produk ekspor kita. Kalau untuk produk yang memang harus diimpor, juga harus bisa meningkatkan lapangan kerja di sini," katanya. 

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menambahkan pihaknya mendukung kerja sama bilateral Indonesia dengan India dan Korsel.Menurutnya, kedua negara tersebut dinilai lebih potensial untuk bekerja sama lebih lanjut. "Dengan kedua negara itu, posisinya bagus. Investasi mereka di sektor manufaktur, makanan, dan minuman juga banyak," tegasnya. (msb)

 

 

+ JANGAN LEWATKAN:

>>> 10 ARTIKEL PILIHAN REDAKSI HARI INI

>>> 5 KANAL TERPOPULER BISNIS.COM

>>> 10 ARTIKEL MOST VIEWED BISNIS.COM

>>BACA JUGA

Gara-gara JPMorgan, ORANG TERKAYA DI DUNIA merugi US$4,2 miliar

KRONOLOGI JATUHNYA SUKHOI versi Kementerian Perhubungan

KINERJA KUARTAL I/2012: Laba bersih Bakrie Plantations anjlok 64%

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper