Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras impor masuk 500.000 ton bulan ini

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan beras impor akan masuk bulan ini sebanyak 500.000 ton untuk memenuhi kekurangan pasokan pada saat ini.Beras itu didapatkan melalui perjanjian pemerintah dengan pemerintah dari negara asal impor yang

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan beras impor akan masuk bulan ini sebanyak 500.000 ton untuk memenuhi kekurangan pasokan pada saat ini.Beras itu didapatkan melalui perjanjian pemerintah dengan pemerintah dari negara asal impor yang tidak disebutkan oleh Hatta.

Dalam kaitan ini, menurut Hatta pemerintah akan terus melakukan operasi pasar beras untuk menekan harga beras yang masih tinggi di pasar dengan mengerahkan stok beras yang ada saat ini.

"Untuk menyiapkan stok pangan [bagi operasi pasar], kami sudah punya 1 juta ton impor. Akhir tahun ini ada 500 ribu ton lagi yang diimpor. Kita sudah operasi pasar 2000 ton di pasar Jakarta. Jadi stok pangan harus cukup," katanya sebelum mengikuti sidang kabinet di Istana Presiden, hari ini.

Hatta mengakui mengakui operasi pasar ternyata belum berdampak terhadap penurunan harga beras di pasar sehingga harus dilanjutkan secara teratur agar menimbulkan efek terhadap penurunan harga.

Sejauh ini, lanjutnya, dampak operasi pasar baru di Jakarta yang menekan harga beras berkisar Rp200 hingga Rp300 per kg.

Sementara itu, Mentan Suswono menegaskan tingginya harga beras saat ini bukan karena kekurangan stok di pasar, tapi karena permainan tata niaga beras oleh pedagang.

"Jadi persoalannya adalah perdagangan, justru yang bermain ini adalah perdagangan, bukan karena stok beras yang kurang. Pada dasarnya sebagaimana yang sudah dirilis oleh BPS itu bahwa beras surplus 2,46%. Data itu benar-benar riil."

Di sisi lain, lanjutnya, pasokan kebutuhan di pasar pada kahir tahun itu memang biasanya menghadapi musim paceklik sehingga perlu upaya untuk mengatasinya.

"Desember ini kan biasanya bulan-bulan paceklik ya. Belum lagi kenaikan rutin mengahadapi natal dan tahun baru. Sebetulnya ini pedagang yang menikmati, bukan petani," katanya.(ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper