Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Proyeksi PMI Manufaktur Pulih Akhir 2025, Ini Pengungkitnya

Kadin memproyeksikan pemulihan PMI manufaktur Indonesia pada akhir 2025, didorong stabilitas makroekonomi, stimulus fiskal, dan peningkatan permintaan global.
Ilustrasi manufaktur. Produksi es krim Joyday. Pabrik PT Yili Indonesia Dairy di Kawasan Greeenland International Industrial Center (GICC), Cikarang, Bekasi memproduksi 100 ton per hari dan ekspor ke 16 negara. / Dok. Istimewa
Ilustrasi manufaktur. Produksi es krim Joyday. Pabrik PT Yili Indonesia Dairy di Kawasan Greeenland International Industrial Center (GICC), Cikarang, Bekasi memproduksi 100 ton per hari dan ekspor ke 16 negara. / Dok. Istimewa
Ringkasan Berita
  • Kadin Indonesia memproyeksikan pemulihan indeks produktivitas manufaktur akan terjadi pada akhir 2025 jika stabilitas makroekonomi terjaga dan stimulus fiskal efektif.
  • Permintaan global yang meningkat dan kebijakan domestik pro-industri, seperti percepatan belanja pemerintah dan reformasi perizinan, diharapkan menjadi katalis positif bagi pemulihan manufaktur.
  • Kontraksi PMI manufaktur disebabkan oleh melambatnya permintaan global, kenaikan biaya produksi, dan ketidakpastian regulasi yang menekan industri.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan pemulihan indeks produktivitas manufaktur yang terkontraksi empat bulan terakhir baru akan berangsur pulih pada akhir tahun. 

Dalam laporan S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di level 49,2 pada Juli 2025 atau di bawah ambang batas 50. Dalam laporan tersebut menunjukkan tren kontraksi ini berlanjut sejak April 2025 lalu yang anjlok ke angka 46,7. 

Wakil Ketua Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan pemulihan manufaktur bisa terjadi jika stabilitas makroekonomi terjaga dan stimulus fiskal berjalan efektif, maka PMI dapat mulai bergerak ke zona ekspansi pada akhir 2025.

“Dengan catatan tidak ada guncangan eksternal baru seperti eskalasi geopolitik atau kebijakan proteksionis yang ekstrem,” kata Saleh kepada Bisnis, Selasa (5/8/2025). 

Kendati demikian, Saleh menerangkan bahwa produktivitas manufaktur akan kembali pulih akhir tahun ini jika permintaan global mulai meningkat. 

Adapun, perbaikan permintaan global diproyeksikan akan mulai terjadi secara bertahap pada kuartal IV/2025 atau awal 2026, seiring mulai pulihnya aktivitas di negara-negara maju dan adanya relaksasi kebijakan moneter global.

“Kedua, kebijakan domestik yang pro-industri, termasuk percepatan belanja pemerintah, penyesuaian insentif fiskal, dan reformasi perizinan teknis, akan menjadi katalis positif,” ujarnya. 

Adapun, kontraksi PMI manufaktur yang terjadi selama empat bulan terakhir, menurut Saleh hal tersebut mencerminkan adanya tekanan berlapis yang dihadapi industri.

Beberapa faktor utama penyebabnya antara lain permintaan global yang melambat, terutama dari mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Eropa, yang berdampak pada penurunan pesanan ekspor.

Tak hanya itu, kenaikan biaya produksi, baik karena fluktuasi harga energi maupun pelemahan rupiah yang menekan margin produsen dalam negeri sehingga kinerja menurun. 

Di sisi lain, dia juga menyoroti ketidakpastian regulasi dan insentif, khususnya dalam pengadaan pemerintah dan kebijakan local content (TKDN), yang membuat pelaku usaha cenderung wait and see sebelum melakukan ekspansi.

“Keterbatasan akses pembiayaan bagi sektor industri kecil dan menengah juga turut menahan perluasan kapasitas produksi,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro