Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mengungkapkan konsumsi bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel 40 (B40) mencapai 5,85 juta kiloliter (kl) per Mei 2025.
Adapun, implementasi B40 berlaku sejak awal 2025. Implementasi B40 itu dilakukan untuk public service obligation (PSO) maupun non-PSO.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aprobi Ernest Gunawan mengatakan, konsumsi B40 PSO maupun non-PSO terbilang imbang. Padahal, awalnya dia pesimistis konsumsi B40 non-PSO tak akan tinggi.
Ernest mencontohkan, konsumsi B40 untuk PSO mencapai 591.840 pada Mei 2025, sementara untuk penyaluran B40 non-PSO mencapai 591.100. Secara total, penyaluran B40 pada Mei mencapai 1,18 juta kl.
"Bisa dilihat konsumsi PSO dan non-PSO hampir stabil dan hampir mirip 50:50 sehingga total konsumsi domestik tiap bulannya menyentuh angka 1 juta kl," kata Ernest dalam acara Seminar Peluang dan Tantangan Industri Bioenergi Menyongsong Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Adapun, sepanjang Januari hingga Mei 2025 konsumsi B40 untuk PSO mencapai 2,75 juta kl dan non-PSO 3,09 juta kl. Sementara itu, secara total konsumsi B40 mencapai 5,85 juta KL sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Kendati demikian, Ernest mengungkapkan, pengimplementasian biodiesel masih memiliki tantangan. Menurutnya, tantangan itu seperti kebutuhan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Dia mengatakan, kebutuhan solar keseluruhan nasional sekitar 40 juta kl. Artinya, jika pemerintah ingin mengimplementasikan B50 pada tahun depan, maka dibutuhkan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sekitar 20 juta kl. FAME merupakan bahan bakar nabati yang dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak sawit dengan metanol.
"Itu memang PR kita bersama diharapkan para petani sawit bisa meningkatkan produktivitas kebunnya," ucap Ernest.
Tantangan selanjutnya adalah terkait kualitas. Dia mengingatkan agar produsen dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas biodiesel. Lalu, tantangan lainnya adalah kesiapan logistik dan infrastruktur baik pada titik serah maupun titik suplai.
Ernest mengatakan, tantangan lainnya adalah terkait disparitas harga antara biodiesel dengan solar. Pihaknya berharap disparitas harga itu mengecil.
Tantangan berikutnya, yakni terkait penanganan dan penyimpanan. Ernest menuturkan, belajar dari pengalaman yang lalu, produsen terus mengupayakan kualitas dari penanganan dan penyimpanan biodiesel. Menurutnya, hal ini memerlukan kerja sama semua pihak.
"Kami terus mengupayakan kualitas biodiesel agar sekarang bisa mempersiapkan sarana prasarana jika ke depannya akan presentasi blending yang lebih tinggi," jelas Ernest.
Konsumsi Biodiesel B40 Capai 5,85 Juta Kl, Stok Bahan Baku jadi Tantangan
Aprobi mencatat konsumsi biodiesel 40 (B40) telah mencapai 5,85 juta kiloliter (kl) per Mei 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : M Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

4 jam yang lalu
Miners Dig Deeper in 2025, Trillions Spent on Exploration
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

27 menit yang lalu
Pupuk ZA untuk Tanaman Tebu Bakal Disubsidi Demi Swasembada Gula

52 menit yang lalu