Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Sebut Proyek Baterai Huayou Groundbreaking September 2025

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memperkirakan pembangunan proyek baterai milik konsorsium Huayou bakal dimulai sekitar September 2025.
Kendaraan listrik (EV) sedang diisi dayanya di jalan di Brussels, Belgia, pada hari Senin, 3 Maret 2025./ Bloomberg - Ksenia Kuleshova
Kendaraan listrik (EV) sedang diisi dayanya di jalan di Brussels, Belgia, pada hari Senin, 3 Maret 2025./ Bloomberg - Ksenia Kuleshova

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan groundbreaking proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) konsorsium Zhejiang Huayou Cobalt Co dan BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC) dilakukan sekitar September-Oktober 2025.

Wacana itu pun mundur dari rencana awal. Sebab, sebelumnya Bahlil sempat menyebut groundbreaking Proyek Titan tersebut bakal dilakukan pada Agustus 2025.

Huayou menggantikan posisi LG Energy Solution Ltd. yang hengkang dari proyek tersebut. LG sebelumnya berkomitmen untuk berinvestasi senilai US$9,8 miliar atau setara Rp160,8 triliun (asumsi kurs Rp16.413 per US$) pada Proyek Titan dan Omega.

Adapun, Proyek Titan mencakup investasi pada proyek pertambangan nikel, smelter HPAL, pabrik prekursor/katoda, sementara Proyek Omega mencakup manufakturing sel baterai. 

"Oh belum [groundbreaking dalam waktu dekat], nanti mungkin September-Oktober ya," kata Bahlil singkat di kompleks DPR RI, Selasa (2/7/2025).

Dalam kesempatan terpisah, Bahlil menyebut, Proyek Titan itu bakal berlokasi di Maluku Utara.

Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, pembicaraan secara intensif dengan Huayou terus dilakukan bersama PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Dalam proyek ini, Antam akan berperan sebagai pemasok bahan baku baterai EV berbasis nikel atau nikel mangan kobalt (NMC). 

"Huayou masih proses awal, nanti ada resmi mungkin karena itu antara Antam, IBC dan Huayou," kata Toto di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

Dia juga menyebut, Proyek Titan prospektif untuk dikembangkan. Apalagi Antam memiliki kapasitas untuk memasok bahan baku selayaknya untuk Proyek Dragon. 

Proyek Dragon merupakan proyek konsorsium Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) dengan Antam dan IBC. CBL merupakan anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL). 

Proyek Dragon baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dengan investasi sebesar US$5,9 miliar, proyek ini dapat menghasilkan baterai EV dengan kapasitas hingga 15 GWh per tahun.

Menurut Toto, Proyek Titan bisa saja mirip dengan Proyek Dragon tersebut. Apalagi, tambang Antam masih mampu memasok bahan baku untuk proyek serupa. 

"Kami lihat juga ini suatu prospek untuk sama-sama mengembangkan ini [Proyek Titan] karena tambangnya di Antam itu cukup sebenarnya untuk mengembangkan kapasitas yang satu lagi mirip [Proyek Dragon]," tutur Toto. 

Dia pun berjanji memberikan informasi lebih detil terkait kelanjutan Proyek Titan itu dalam beberapa bulan ke depan.  

"Kalau kita boleh tunggu 1-2 bulan lagi, nanti yang dari Antam dan IBC akan menjelaskan kurang lebih seperti apa dengan Huayou," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper