Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan Jepang berencana mengurangi penerbitan obligasi pemerintah bertenor sangat panjang mulai Juli 2025, sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas pasar obligasi di tengah gejolak imbal hasil global.
Berdasarkan draf revisi yang dikutip Bloomberg, Kamis (19/6/2025), pemerintah akan memangkas penerbitan obligasi tenor 20, 30, dan 40 tahun masing-masing sebesar 100 miliar yen (US$690 juta) per lelang hingga Maret 2026.
Sebagai kompensasi, Kementerian tengah mempertimbangkan peningkatan penerbitan obligasi berjangka pendek, termasuk obligasi dua tahun.
Secara rinci, penerbitan obligasi 40 tahun tahun fiskal ini dipangkas 500 miliar yen menjadi 2,5 triliun yen. Obligasi 30 tahun dan 20 tahun masing-masing dikurangi 900 miliar yen, menjadi 8,7 triliun yen dan 11,1 triliun yen.
Sementara itu, volume penerbitan untuk tenor 5 dan 10 tahun tidak mengalami perubahan.
Langkah ini muncul di tengah upaya Bank of Japan mengurangi skala pembelian obligasi yang selama ini menopang pasar. Di saat bersamaan, kekhawatiran atas keberlanjutan fiskal Jepang juga semakin mencuat.
Baca Juga
Kenaikan tajam imbal hasil obligasi jangka panjang pada awal tahun memicu gejolak global dan mendorong spekulasi bahwa pemerintah akan melakukan penyesuaian guna meredam volatilitas.
Meski total penerbitan tidak berubah secara signifikan, volume penerbitan lewat lelang pasar dipangkas sedikit menjadi 171,8 triliun yen dari sebelumnya 172,3 triliun yen.
Pada perdagangan Kamis sore di Tokyo, imbal hasil obligasi tenor 2 hingga 20 tahun melemah, dengan pelemahan terbesar terjadi pada obligasi 5 tahun akibat tingginya minat pasar dan absennya tambahan penerbitan. Sementara itu, imbal hasil untuk tenor 30 dan 40 tahun justru mencatat kenaikan tipis.
Rencana pemangkasan ini akan dibahas dalam pertemuan dengan para dealer utama pada Jumat, yang disebut-sebut akan menjadi momen resmi pengumuman kebijakan baru tersebut.
Mari Iwashita, Eksekutif Strategi Suku Bunga di Nomura Securities Co., mengatakan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan obligasi belum akan pulih sepenuhnya. Menurutnya, kondisi pasar akan cenderung lebih stabil, tetapi imbal hasil tidak akan kembali ke level sebelumnya.
"Kita sedang memasuki fase pencarian kisaran imbal hasil yang dianggap wajar," ujarnya.
Dalam pertemuan yang sama, Kementerian Keuangan juga akan menyampaikan kejelasan terkait opsi pembelian kembali (buyback) obligasi, setelah sebelumnya muncul laporan bahwa opsi tersebut tengah dipertimbangkan. Namun, pemerintah sebelumnya telah membantah rencana untuk segera memulai buyback pada bulan depan, dengan alasan ketidakrealistisan.
Rincian Revisi Penerbitan Obligasi Jepang:
-
Obligasi 40 tahun: turun 0,5 triliun yen menjadi 2,5 triliun yen
-
Obligasi 30 tahun: turun 0,9 triliun yen menjadi 8,7 triliun yen
-
Obligasi 20 tahun: turun 0,9 triliun yen menjadi 11,1 triliun yen
-
Obligasi 2 tahun: naik 0,6 triliun yen menjadi 31,8 triliun yen
-
Obligasi 1 tahun: naik 0,6 triliun yen menjadi 39,0 triliun yen
-
Obligasi 6 bulan: naik 0,6 triliun yen menjadi 3 triliun yen