Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Jepang Tak Mau Tergesa-gesa Teken Kesepakatan Dagang dengan AS

Pembahasan ksepakatan dagang Jepang dan AS bergulir di tengah upaya Negeri Samurai menjaga kepentingan nasional dan adanya pemilu negara tersebut bulan depan.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba. / Bloomberg-Kim Kyung-Hoon
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba. / Bloomberg-Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menegaskan tidak akan terburu-buru menandatangani kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat jika hal itu dapat merugikan kepentingan nasional. 

Di sisi lain, pemimpin partai oposisi menyebut masih ada perbedaan pandangan yang cukup lebar antara kedua negara.

Ishiba dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di sela-sela pertemuan pemimpin negara-negara G7 yang akan digelar di Kanada mulai Minggu ini. Namun, Ishiba menyampaikan bahwa waktu dan tanggal pertemuan bilateral tersebut belum ditentukan.

"Jika ada kemajuan sebelum saya bertemu Presiden, itu tentu hal yang baik. Namun, yang terpenting adalah mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Kami tidak akan mengorbankan kepentingan Jepang demi mengejar kesepakatan yang cepat," ujar Ishiba dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/6/2025)

Pernyataan tersebut disampaikan Ishiba usai pertemuan tertutup dengan para pemimpin partai oposisi untuk membahas kebijakan tarif AS. Seusai pertemuan, Wakil Ketua Partai Inovasi Jepang, Seiji Maehara, menyatakan bahwa Ishiba mengakui adanya perbedaan sikap yang besar antara Jepang dan Amerika Serikat.

Pertemuan tingkat tinggi di Kanada tersebut dipandang sebagai momen penting bagi Jepang dan AS untuk mencapai kesepakatan setelah dua bulan negosiasi yang berjalan alot. 

Jika tak tercapai kesepakatan, posisi Ishiba dikhawatirkan akan terancam menjelang pemilu nasional bulan depan, mengingat tarif impor yang diberlakukan AS berpotensi mendorong ekonomi Jepang menuju resesi teknikal.

Maehara menambahkan, Ishiba belum bisa memastikan sejauh mana kemajuan perundingan telah dicapai dan belum memiliki batas waktu pasti kapan kesepakatan bisa diraih.

Sementara itu, Presiden AS menyatakan akan mengirimkan surat kepada para mitra dagang dalam satu hingga dua pekan ke depan terkait penetapan tarif sepihak, menjelang tenggat 9 Juli untuk kembali menaikkan bea masuk terhadap puluhan negara. Jika tak ada kesepakatan, tarif rata-rata terhadap Jepang akan naik dari 10% menjadi 24% pada tanggal tersebut.

Selain itu, Jepang juga tengah berupaya mendapatkan pengecualian dari tarif 25% untuk mobil dan suku cadangnya, serta tarif 50% untuk produk baja dan aluminium.

Negosiator utama Jepang, Ryosei Akazawa, dijadwalkan melakukan perjalanan ke Amerika Utara akhir pekan ini untuk mengikuti putaran keenam perundingan dengan pihak AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper