Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala menyampaikan bahwa perang dagang global dengan rentetan perkembangan tarif impormemberikan tantangan dan peluang.
Melansir dari Bloomberg, Selasa (13/5/2025), Okonjo-Iweala mengatakan bahwa perdagangan menghadapi masa-masa yang sangat menantang saat ini dan cukup sulit.
“Namun, saya juga merasa bahwa ada banyak peluang penting dalam perdagangan yang perlu kita nantikan, dan kita harus mencoba menggunakan krisis ini sebagai kesempatan untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang kita hadapi dan memanfaatkan tren-tren baru dalam perdagangan,” ujar Okonjo-Iweala di Tokyo.
Mengacu proyeksi terbaru dari WTO pada April lalu, volume perdagangan barang dunia diproyeksikan akan turun 0,2% pada tahun ini. Hampir tiga poin persentase lebih rendah dari yang seharusnya terjadi tanpa adanya perang dagang yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Sementara itu, perdagangan global diperkirakan baru akan pulih sebesar 2,5% pada tahun 2026.
Dalam sambutannya menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, Okonjo-Iweala mengutip tarif termasuk yang disebut sebagai tarif balasan yang diberlakukan oleh AS sebagai tantangan bagi perdagangan global.
Baca Juga
Dia juga berterima kasih kepada Jepang, yang dirinya sebut sebagai kekuatan perdagangan, atas dukungannya yang konsisten terhadap WTO dan sistem perdagangan multilateral.
Ishiba membalas ucapan tersebut dengan mengatakan, “Kami menghargai kepemimpinan Anda yang kuat dalam mempertahankan sistem perdagangan multilateral.”
Keduanya bertemu sehari setelah AS dan China mencapai gencatan senjata dengan pemotongan tarif yang substansial, sebuah perkembangan yang mengangkat pasar keuangan.
Kampanye tarif pemerintahan Trump telah mengganggu tatanan ekonomi global karena negara-negara bersaing untuk mencapai kesepakatan dengan AS daripada mendorong pakta perdagangan multilateral.
Negosiator perdagangan utama Jepang Ryosei Akazawa pada hari Selasa tidak mengomentari kesepakatan antara dua mitra dagang terbesar Tokyo, sambil mencatat bahwa dia akan terus memantau perkembangan perdagangan dengan cermat.
Jepang berada di tengah-tengah pembicaraan perdagangannya sendiri dengan AS karena Jepang mencari penangguhan dari semua tarif yang dikenakan oleh AS.