Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen angkat bicara soal penyelesaian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang ditargetkan Pemerintah Indonesia rampung pada pertengahan 2025.
Menurut Gerritsen, target tersebut mungkin tercapai selama ada kemauan politik. Dia menuturkan, negosiasi terkait IEU-CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa telah berlangsung selama sekitar 9 tahun.
Gerritsen mengatakan, salah satu isu penting yang harus diselesaikan pada IEU-CEPA adalah berkaitan dengan hambatan non tarif (non-tariff barrier). Hal tersebut mencakup proses birokrasi dan kerangka hukum terkait yang memberikan kemudahan bagi negara-negara Uni Eropa untuk menanamkan modalnya.
"Ini akan sangat membantu Indonesia untuk memenuhi ambisinya di bidang ekonomi. Setelah hambatan non-tarif ini dihapus dan Uni Eropa telah mengonfirmasi kesediaannya untuk menurunkan tarif tertentu, maka IEU-CEPA dapat diselesaikan. Saya pikir itu sangat mungkin untuk dilakukan tahun ini," kata Gerritsen dalam Media Visit di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Adapun, dia mengatakan, saat ini sekitar 85% atau lebih dari isi perjanjian kemitraan itu sudah disetujui. Sehingga, pembahasan yang tersisa, termasuk berkaitan dengan hambatan non-tarif, hanya tinggal sekitar 15%.
Gerritsen menambahkan, ketua negosiator dari Uni Eropa akan datang ke Jakarta pada pekan depan untuk memulai putaran perundingan baru IEU-CEPA.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Komite Perdagangan Internasional Komisi Eropa atau European Parliament's Committee on International Trade (INTA) Bernd Lange mengakui masih ada beberapa topik yang belum terselesaikan terkait kesepakatan IEU-CEPA.
Dia menuturkan, pihak Indonesia saat ini masih memiliki pertanyaan terkait pemberlakuan standar pada sektor otomotif. Lange memaparkan, Uni Eropa menggunakan regulasi teknis dan keamanan kendaraan yang mengacu pada United Nations Economic Commission for Europe (UNECE).
Adapun, poin lain yang masih terus dibahas pada perundingan ini adalah berkaitan dengan situasi ekspor dan perizinannya. Lange menuturkan, Uni Eropa juga masih membahas poin-poin terkait transparansi seperti pengadaan publik (public procurement).
Lange berharap, kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang memuaskan pada paruh pertama 2025 mendatang. Dia mengatakan, setelah kesepakatan tercapai, perjanjian tersebut kemudian akan diratifikasi terlebih dahulu oleh Parlemen Eropa.
Dia juga berharap kesepakatan itu dapat diterapkan sesegera mungkin. Meski demikian, Lange tidak memperinci secara detail terkait target pemberlakuan IEU-CEPA. Lange menambahkan, kesepakatan dengan Indonesia merupakan hal penting bagi Uni Eropa yang ingin membangun hubungan berdasarkan manfaat bagi kedua pihak.