Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Menghijau Ditopang Penurunan Tensi AS-China

Wall Street menguat usai Menkeu Scott Bessent mengatakan tarif tinggi antara AS dan China tidak berkelanjutan.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada Rabu (23/4/2025) karena harapan baru akan kemajuan dalam sengketa perdagangan AS-China dan sikap Presiden Donald Trump yang melunak terhadap The Fed. 

Melansir Reuters pada Kamis (24/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 419,59 poin, atau 1,07%, menjadi 39.606,57, sementara itu S&P 500 menguat 88,10 poin, atau 1,67%, menjadi 5.375,86. Selanjutnya, Nasdaq Composite juga ditutup menguat 407,63 poin, atau 2,50%, menjadi 16.708,05.

Ketiga indeks saham utama AS memangkas kenaikan pada penutupan. Mereka mengumpulkan momentum selama sesi tersebut setelah Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan tarif tinggi antara AS dan China tidak berkelanjutan dan Trump mengisyaratkan bahwa dia terbuka untuk meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

"Kami memiliki peluang yang sangat kuat, yang benar-benar terkait dengan perkembangan di Washington. Itu karena Presiden Trump mengatakan dia tidak berniat memecat Jerome Powell, dan bahwa kita bisa melihat penurunan substansial dalam tarif yang saat ini dikenakan terhadap China," kata Russell Price, kepala ekonom di Ameriprise.

Dia menambahkan jika kedua hal itu jelas merupakan hal positif yang diharapkan pasar. Pada Selasa (22/4/2025) malam, Trump mengurangi serangannya terhadap Fed, yang sebelumnya mengancam untuk memecat Powell.

Sebagian besar investor memandang kepala bank sentral tersebut sebagai kekuatan penstabil di pasar yang telah terguncang oleh kebijakan perdagangan Trump.

"Kemandirian Fed adalah salah satu benteng tak terucapkan dari sistem pasar maju. Jadi, ancaman itu jelas telah memberi tekanan pada obligasi dan dolar dan mempercepat perputaran aset Amerika," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.  

Musim pengumuman laba kuartal pertama berjalan lancar, dengan 110 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan laba. Dari jumlah tersebut, 75% telah mengalahkan estimasi Wall Street, menurut LSEG. 

Analis sekarang melihat pertumbuhan laba agregat S&P 500 sebesar 8,4% untuk periode Januari hingga Maret, naik dari 8,0% pada 1 April, menurut LSEG.

Saham Tesla naik 5,3% setelah CEO Elon Musk mengatakan bahwa dia akan secara signifikan mengurangi pekerjaannya di Pemerintahan Trump dan mencurahkan lebih banyak waktu untuk menjalankan perusahaannya. Meski begitu, produsen mobil listrik itu membukukan penurunan laba bersih kuartalan sebesar 71%. 

Boeing melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari yang diharapkan karena produsen pesawat itu memproduksi dan mengirimkan lebih banyak pesawat. Saham Boeing terpantau melonjak 6,1%. 

Sementara itu, General Dynamics membukukan peningkatan laba kuartal pertama sebesar 27% karena permintaan pertahanan yang berkelanjutan, tetapi pesanan jet bisnis perusahaan itu turun dari kuartal sebelumnya. Sahamnya turun 3,3%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper