Bisnis.com, JAKARTA — Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund/IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,7%.
Dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, revisi tersebut sejalan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi di negara Asean 5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) dari 3,6% (2024) menjadi hanya 3% untuk 2025.
Terlebih, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,3% pada 2024 menjadi 2,8% untuk keseluruhan tahun 2025, akibat implementasi tarif resiprokal Trump.
Proyeksi untuk Indonesia tersebut juga jauh lebih rendah dari World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2025, di mana Indonesia sebelumnya diyakini mampu tumbuh sebesar 5,1%.
Director Research Department IMF Pierre‑Olivier Gourinchas menyebutkan bahwa ketegangan perdagangan ini akan sangat berdampak pada perdagangan global.
IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan perdagangan global akan terpangkas lebih dari setengahnya dari 3,8% tahun lalu menjadi 1,7% tahun ini.
Baca Juga
Sementara bagi mitra dagang, tarif sebagian besar bertindak sebagai guncangan permintaan eksternal yang negatif. Melemahkan aktivitas dan harga, meskipun beberapa negara bisa mendapatkan keuntungan dari pengalihan perdagangan.
Kondisi tersebutlah yang membuat IMF merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi berbagai negara untuk 2025.
Dirinya memandang bahwa semua negara terkena dampak negatif dari lonjakan ketidakpastian kebijakan perdagangan, karena bisnis memangkas pembelian dan investasi, sementara lembaga keuangan menilai kembali eksposur peminjam mereka.
“Ketidakpastian juga meningkat karena gangguan sektoral yang kompleks akibat tarif yang dapat menyebabkan naik turunnya rantai pasokan, seperti yang kita lihat selama pandemic,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip pada Rabu (23/4/2025).
Dari dalam negeri, pemerintahan Prabowo Subianto masih mempertahankan target 5,2% untuk 2025.
Untuk kuartal I/2025, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap optimistis momen Idulfitri 1446 H akan memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Optimisme itu disampaikannya meski pendapat dan hasil riset dari sejumlah pihak mengindikasikan kondisi berbeda yakni adanya pelemahan daya beli sejak awal tahun dan terjadi hingga jelang Lebaran 2025.
"Moga-moga baik [dampak Lebaran ke perekonomian]. Kalau sekarang tentu akan meningkatkan aktivitas ekonomi di semua daerah, terutama yang di tempat tujuan mudik. Saya rasa akan mendorong perekonomian daerah," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.