Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksi produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) dalam negeri masih akan stagnan di tahun ini, tumbuh 3%.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menuturkan produksi sawit di tahun ini diproyeksi mengalami pertumbuhan tipis dan tak terlalu signifikan.
“Kalau lihat trennya, kami perkirakan tahun ini tetap ada kenaikan sedikit kira-kira 2-3%,” kata Mukti saat ditemui Bisnis, dikutip pada Rabu (23/4/2025).
Mukti menyebut produksi sawit di dalam negeri sulit untuk mencapai pertumbuhan dua digit, yang salah satunya disebabkan oleh tidak terealisasinya program peremajaan sawit rakyat (PSR). Adapun, reliasasi PSR disebut tidak sesuai target yang ditetapka sekitar 150.000-180.000 hektare.
Di samping itu, Gapki memandang industri sawit nasional juga menghadapi ketidakpastian hukum dan berusaha, di antaranya terlalu banyak kementerian/lembaga yang mengatur dan/atau terlibat dalam industri sawit.
Menurut catatan Gapki, ada 37 instansi yang terlibat dalam regulasi di industri sawit, termasuk sertifikasi yang melibatkan banyak kementerian/lembaga. Untuk itu, Mukti meminta agar regulasi terkait industri sawit dibuat melalui satu pintu.
“Ini sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi mau nggak mau kita harus punya kebijakan,” ujarnya.
Adapun selama enam tahun terakhir, produksi minyak sawit dalam negeri relatif stagnan di kisaran 51,2 juta ton—54,8 juta ton. Padahal, konsumsi dalam negeri terus mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Gapki, konsumsi dalam negeri untuk sawit terus bergerak naik menjadi 45,22% pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya di angka 42,32%. Bahkan, pada 2020, konsumsi minyak sawit dalam negeri hanya 33,63%.
Kenaikan konsumsi minyak sawit didorong oleh penggunaan biodiesel yang mencapai 11,44 juta ton pada 2024. Angkanya sudah melebihi penggunaan untuk pangan yang mencapai 10,2 juta ton. Secara total, konsumsi minyak sawit dalam negeri mampu mencapai 23,85 juta ton pada 2024.
Namun, total produksi minyak sawit relatif stagnan selama lima tahun terakhir, yakni di kisaran 51,2 juta—54,8 juta ton. Jika menengok periode 2024, produksinya hanya mencapai 52,76 juta ton. Perinciannya, sebanyak 4,59 juta ton produksi Palm Kernel Oil (PKO), sedangkan 48,16 juta ton produksi CPO.