Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha meminta insentif dan peta jalan (roadmap) yang jelas dan terukur jika pemerintah ingin melonggarkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Adhi Lukman menyebut roadmap tersebut harus memuat rentang waktu yang jelas. Dia juga meminta agar produk atau bahan yang sudah ada di Tanah Air untuk dilindungi.
“Kami usulkan [TKDN] untuk dibuka, tapi tentunya perlu dibuat roadmap yang jelas kapan, sampai tahun berapa, atau berapa tahun ke depan, harus bisa mandiri, dan lain sebagainya,” kata Adhi saat ditemui seusai acara Halal Bihalal Apindo di MidPlaza, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Apindo juga mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif. Dalam hal ini, dunia usaha berharap pemerintah bisa memberikan insentif kepada perusahaan atau pelaku usaha yang menggunakan produk dalam negeri.
Dengan adanya insentif tersebut, lanjut dia, maka akan mendorong para pelaku usaha untuk berlomba-lomba memanfaatkan potensi dalam negeri.
Menurut Adhi, jika pemerintah memberikan insentif maka akan semakin banyak pelaku usaha menggunakan lokal.
Baca Juga
“Kami ingin mendorong industri atau pelaku usaha untuk menggunakan produk dalam negeri semaksimal mungkin,” ujarnya.
Sebagai contoh, industri susu. Produksi susu lokal di Indonesia hanya menyerap 20% lokal, sedangkan sisanya masih harus mengandalkan impor.
Adhi menuturkan, bagi industri yang menyerap produk susu lokal diharapkan bisa diberikan insentif dari pemerintah.
“Nanti kita insentifnya pikirkan apakah itu berupa fiskal atau berupa kemudahan perizinan dan lain sebagainya. Jadi tidak harus berupa fiskal, tapi bisa juga kemudahan perizinan dan lain sebagainya,” tuturnya.
Dengan demikian, Adhi berharap pemberian insentif ini akan mendorong para pelaku usaha dalam negeri untuk memanfaatkan produk lokal.
Terlebih, Adhi mengungkap salah satu asosiasi alat kesehatan mengatakan bahwa pengurusan TKDN membutuhkan waktu cukup lama, bahkan bisa mencapai 18 bulan.
“Sehingga dengan TKDN itu tujuannya mulia, tapi kalau ini lama ini tentunya akan menghambat industri dalam negeri untuk tumbuh dan model ataupun inovasi itu akan ketinggalan dibanding negara-negara lain,” jelasnya.