Bisnis.com, JAKARTA — Delegasi Indonesia akan terbang ke Amerika Serikat untuk menegosiasikan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump pada 16—23 April 2025.
Delegasi tersebut akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
"Kami akan bertemu dengan USTR [Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat], dengan Secretary of Commerce [Menteri Perdagangan], dengan Menteri Secretary of State [Menteri Luar Negeri] dan juga Secretary of Treasury [Menteri Keuangan]," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (14/4/2025).
Airlangga mengklaim Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang akan diterima di Washington DC usai pengumuman tarif resiprokal Trump. Trump sendiri menetapkan tarif bea masuk 32% ke barang-barang asal Indonesia.
Dia mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan non-paper atau dokumen informal yang berkaitan dengan tawaran tarif, instrumen perdagangan di luar tarif, dan relaksasi hambatan perdagangan di luar tarif.
"Dan juga terkait dengan investasi dan juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerja sama beyond [di luar] perdagangan. Jadi trade [perdagangan], investment [investasi], dan juga di sektor keuangan," ungkap Airlangga.
Politisi Partai Golkar itu juga menyatakan Indonesia akan mengkompensasi delta ekspor dan impor dengan AS. Dengan begitu, neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS bisa seimbang.
Menurut Airlangga, kini Indonesia masih memiliki surplus perdagangan dengan AS sekitar US$18 miliar. Oleh sebab itu, Indonesia berencana membeli barang-barang dari AS.
Lebih lanjut, dia tidak mau mendetailkan rincian poin-poin kesepakatan yang ingin dicapai pemerintah ketika bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, negosiasi merupakan sebuah rahasia.
Sementara ketika dikonfirmasi apakah Indonesia meminta semua barang-barang ekspornya dibebaskan tarif alias bea masuk 0%, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso tidak membantah atau menginformasi.
"Itu nanti yang akan dibahas di sana," ujar Susi pada kesempatan yang sama.