Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) berkumpul pada Kamis (10/4/2025) untuk menanggapi rencana perdagangan Presiden Donald Trump, termasuk keputusannya untuk menghentikan sementara sebagian besar tarif impor ke AS.
“Kami menyambut baik langkah ini sembari mengakui bahwa volatilitas ini menciptakan tantangan yang signifikan bagi perekonomian Asean,” kata Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia Zafrul Aziz dalam sebuah unggahan di LinkedIn dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/4/2025)
Dia mengatakan persatuan Asean dan integrasi ekonomi regional akan menjadi lebih penting daripada sebelumnya.
Para menteri dari kelompok 10 negara Asia Tenggara akan mendiskusikan perkembangan terbaru dan topik-topik lain pada hari ini, kata Zafrul, yang akan memimpin pertemuan tersebut.
Selanjutnya, menteri Asean akan mengadakan pertemuan virtual, seorang juru bicara di Kementerian Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia mengatakan kepada Bloomberg News.
Menteri Perdagangan Filipina Cristina Roque pada hari Rabu (9/4/2025) mengatakan ia akan membahas dengan rekan-rekannya di Asean tentang kemungkinan persatuan untuk menanggapi tarif Trump.
Baca Juga
Malaysia adalah ketua Asean saat ini, dimana anggota negara Asia Tenggara siap untuk menjadi salah satu yang paling terpukul oleh pungutan tersebut.
Trump mengumumkan jeda 90 hari untuk implementasi tarif impor ke AS, sekitar 13 jam setelah bea masuk yang tinggi terhadap 56 negara dan Uni Eropa berlaku. Namun, AS tetap memberlakukan tarif resiprokal sebesar 12% kepada China.
Jeda penerapan tarif resiprokal terjadi setelah ancaman pungutan yang menghukum mengguncang pasar dan memicu kekhawatiran akan terjadinya resesi global.