Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Jepang Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada Rabu (19/3/2025), dan mencermati lebih lanjut dampak prospek kenaikan tarif AS terhadap perekonomian Jepang yang sangat bergantung pada ekspor.
Melansir Reuters, setelah menaikkan suku bunga pada Januari, dewan kebijakan BOJ dengan suara bulat memilih untuk mempertahankan suku bunga kebijakan jangka pendek di level 0,5% dalam pertemuan dua hari yang berakhir hari ini.
Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, yang membayangi sinyal positif dari data upah dan harga yang menunjukkan Jepang semakin mendekati target inflasi 2% BOJ secara berkelanjutan.
Dalam pernyataannya, BOJ menyoroti tantangan yang saling bertolak belakang, di mana kenaikan harga beras berpotensi meningkatkan inflasi domestik, sementara kebijakan perdagangan global menciptakan ketidakpastian bagi prospek ekonomi Jepang.
"Masih terdapat ketidakpastian yang signifikan terhadap prospek ekonomi dan harga di Jepang, termasuk dinamika kebijakan perdagangan di berbagai negara," tulis BOJ dalam pernyataannya.
Para pelaku pasar kini menantikan konferensi pers Gubernur BOJ Kazuo Ueda untuk mencari indikasi mengenai waktu kenaikan suku bunga selanjutnya dan bagaimana bank sentral menyeimbangkan tekanan inflasi domestik dengan tantangan eksternal yang terus berkembang.
Baca Juga
Kepala Ekonom Asia di HSBC Fred Neumann mengatakan tekanan inflasi yang masih berlanjut menuntut kebijakan moneter yang lebih ketat di Jepang. Namun, di saat yang sama, risiko perlambatan ekonomi kian meningkat.
"Tensi perdagangan global menciptakan ketidakpastian terhadap prospek ekspor Jepang, dan masih belum jelas apakah kenaikan upah akan cukup untuk mendorong konsumsi domestik," jelasnya.
Neumann melanjutkan, pertanyaannya bukan lagi terkait apakah BOJ akan kembali menaikkan suku bunga, melainkan kapan BOJ menaikkan suku bunga. Ia memperkirakan langkah ini bisa terjadi paling cepat pada Juni.
Reaksi pasar terhadap keputusan ini relatif tenang, dengan dolar AS bergerak stabil di kisaran 149,50 yen.