Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air mendukung dalam misi kemanusiaan dengan mengoperasikan penerbangan charter guna memfasilitasi kepulangan 554 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Myanmar.
Dilansir dari siaran pers, Selasa (18/3/2025), inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan berbagai lembaga negara RI yang terkait yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta kerja sama dengan otoritas Thailand dan Myanmar.
Pelaksanaan penerbangan ini mencerminkan koordinasi yang solid serta semakin eratnya hubungan bilateral antara ketiga negara dalam menangani isu kemanusiaan dan perlindungan WNI di luar negeri.
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan perlindungan dan kepulangan WNI dari luar negeri melalui berbagai langkah strategis.
Dalam pelaksanaan pemulangan ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melakukan kerja sama penerbangan charter dengan Lion Air untuk memastikan proses repatriasi berlangsung aman dan lancar.
Informasi penerbangan charter yaitu dua penerbangan Lion Air pada Selasa, 18 Maret 2025:
Baca Juga
- Lion Air JT-3521 rute Bandar Udara Internasional Don Mueang, Bangkok (DMK) – Soekarno-Hatta (CGK), dijadwalkan tiba pukul 09.00 WIB
- Lion Air JT-3523 rute Bandar Udara Internasional Don Mueang, Bangkok (DMK) – Soekarno-Hatta (CGK), dijadwalkan tiba pukul 12.00 WIB
Satu penerbangan pada Rabu, 19 Maret 2025 yaitu:
- Lion Air JT-3521 rute Bandar Udara Internasional Don Mueang, Bangkok (DMK) – Soekarno-Hatta (CGK), dijadwalkan tiba pukul 07.45 WIB
Lion Air menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dalam mendukung kelancaran pemulangan WNI. Terkait proses ini, peran sektor penerbangan menjadi krusial dalam memastikan kepulangan berjalan aman, cepat, dan sesuai prosedur yang ditetapkan.
Pelaksanaan penerbangan charter menjadi bagian dari upaya sinergi antara pemerintah dan dunia usaha (maskapai penerbangan) dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.
Seluruh penerbangan ini dioperasikan menggunakan pesawat Boeing 737-900ER, yang memiliki kapasitas 215 kursi kelas ekonomi. Pesawat ini dipilih karena: mampu terbang langsung dari Bangkok ke Jakarta, memastikan efisiensi waktu perjalanan, dilengkapi kabin ergonomis yang memberikan kenyamanan lebih bagi pelanggan serta didukung teknologi canggih untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.
Sebagai bagian dari standar operasional penerbangan internasional, Lion Air menerapkan prosedur ketat yang mencakup aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan, antara lain: pemeriksaan pesawat sebelum keberangkatan untuk memastikan kelaikan terbang, bahwa pesawat dinyatakan aman untuk dioperasikan.
Koordinasi dengan otoritas bandar udara, imigrasi, dan instansi terkait untuk kelancaran perjalanan pelanggan. Pelayanan profesional dari awak pesawat, yang memastikan pengalaman penerbangan tetap nyaman dan aman.
Ratusan Korban Kasus TPPO Dipulangkan
Setelah upaya yang tidak mudah untuk melewati wilayah konflik dan menyeberangi batas Myanmar - Thailand, Tim Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, dibantu oleh KBRI Yangon dan KBRI Bangkok hari ini (18/3/2025) telah berhasil memulangkan 400 WNI terduga korban TPPO terjerumus jaringan online scam dari Myawaddy, Myanmar.
Sebanyak 400 WNI terduga korban TPPO ini diterbangkan dengan dua pesawat dari Bandara Don Mueang Bangkok dan telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Sekitar 154 WNI sisanya direncanakan tiba besok, 19 Maret 2025 juga melalui Bandara Soekarno-Hatta. Dengan demikian, total WNI terduga korban TPPO yang dipulangkan berjumlah 554 orang dengan 449 laki-laki dan 105 perempuan.
“Upaya repatriasi WNI ini merupakan arahan Presiden Prabowo untuk melakukan pelindungan dan penyelamatan WNI yang mengalami masalah di luar negeri,” papar Menteri Luar Negeri Sugiono dalam keterangan resminya.
Menlu Sugiono menggarisbawahi rumitnya situasi evakuasi WNI, yang dilakukan dari wilayah konflik di Myanmar dan kemudian melintasi perbatasan Myanmar – Thailand selama 10 jam jalan darat dengan 13 armada bus.
“Ada berbagai faksi dan kepentingan di Myawaddy, Myanmar. Koordinasi yang dilakukan tidak mudah dan butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai dan melakukan upaya evakuasi,” tambah Menlu Sugiono.
Menlu menjelaskan bahwa dari Myawaddy, para WNI rencananya akan diterbangkan langsung dari Maesot, Thailand. Namun karena jumlahnya yang banyak dan tidak dimungkinkan untuk pesawat-pesawat besar terbang dari Maesot, WNI akhirnya dibawa ke Bangkok untuk dipulangkan dari Bandara Don Mueang. WNI harus menempuh perjalanan yang cukup lama sekitar 6 jam dari Maesot.
Selain mengapresiasi Tim Kemlu, Menlu Sugiono juga menyampaikan terima kasih untuk Pemerintah Thailand dan Myanmar. Menlu juga mengapresiasi berbagai lembaga dan kementerian lainnya yang telah membantu suksesnya repatriasi ini.
Ke depan, untuk upaya pencegahan keterlibatan WNI pada jaringan online scam, Menlu Sugiono mengimbau masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri untuk tidak mudah terpengaruh iming-iming janji yang tidak jelas dan menggunakan jalur-jalur yang resmi, legal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kasus online scam di Myawaddy ini bukanlah kasus pertama yang ditangani Kemlu. Kasus online scam sudah terjadi sejak 2020. Sebelumnya, Kemlu berhasil memulangkan 92 orang di tahun 2024 dan 174 orang di bulan Januari – Februari 2025. Hingga saat ini sudah lebih dari 6.800 kasus yang ditangani dan tersebar di 10 negara tujuan.