Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ambisi Tumbuh 8% Kian Berat: IHSG Jeblok, OECD Pangkas Proyeksi, PHK di Sana-sini

Prabowo mengahadapi sejumlah sentimen negatif untuk mengerek pertumbuhan ekonomi mulai dari kinerja IHSG, pelambatan ekonomi hingga badai PHK di sana-sini.
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Sentimen Ekonomi Memburuk

Adapun survei terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia alias LPEM UI menunjukkan bahwa mayoritas pakar menilai kondisi ekonomi semakin memburuk dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Survei LPEM UI menanyakan kepada para pakar terkait kondisi perekonomian terkini dibandingkan era pemerintahan sebelumnya. Hasilnya, mayoritas atau 23 dari 42 pakar (55%) setuju bahwa kondisi perekonomian semakin memburuk.

Bahkan, tujuh pakar setuju bahwa kondisi perekonomian jauh lebih buruk. Sementara itu, sebelas pakar menilai situasi masih stagnan dan hanya satu pakar melihat perekonomian lebih baik dari sebelumnya.

"Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil tersebut mengungkapkan situasi suram kondisi perekonomian di Indonesia saat ini menurut para pakar ekonomi," tulis laporan survei bertajuk LPEM Economic Experts Survey Semester I 2025 itu, dikutip Sabtu (15/3/2025)

Survei juga menanyakan perihal ekspektasi pertumbuhan ekonomi dalam tiga bulan ke depan. Hasilnya, kebanyakan pakar (23 dari 42) memperkirakan akan terjadi kontraksi.

Sementara lebih dari seperempat (12 dari 42) memprediksi tidak akan ada perubahan yang signifikan, sedangkan minoritas yang terdiri dari enam pakar memperkirakan akan terjadi pertumbuhan dan hanya satu pakar yang menilai terjadi pertumbuhan yang signifikan.

Selanjutnya, LPEM UI menanyakan asesmen para ahli terkait tekanan inflasi. Hasilnya, mayoritas (31 dari 42) percaya bahwa tekanan inflasi tetap tidak berubah atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara itu, ada sembilan dari 42 pakar berpendapat bahwa tekanan inflasi meningkat. Sedangkan minoritas yang terdiri dari dua pakar menganggap tekanan inflasi jauh lebih rendah dibanding sebelumnya.

LPEM turut menanyakan para ahli terkait kondisi pasar tenaga kerja. Hasilnya, sebagian besar pakar (19 dari 42) menilai kondisi pasar tenaga kerja saat ini lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara itu, sembilan pakar menganggap kondisinya jauh lebih buruk. Kemudian, 13 pakar berpendapat bahwa kondisinya tidak berubah, sedangkan hanya satu pakar yang menganggap pasar tenaga kerja di Indonesia lebih baik.

Topik umum terakhir yang ditanyakan LPEM UI adalah ihwal iklim bisnis. Hasilnya, serupa dengan kondisi pasar tenaga kerja, mayoritas (24 dari 42) menilai bahwa situasinya memburuk atau jauh lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper