Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan menimbang rencana membangun dua skytrain sebagai feeder MRT Jakarta dan LRT Jakarta. Kedua skytrain ini akan berada di Sentul untuk terhubung ke LRT Jabodetabek dan di Tangerang yang terhubung ke MRT.
Kedua proyek yang dikaji ini ditawarkan ke swasta dengan penekanan tanpa investasi pemerintah.
“Seperti misalnya untuk penyelenggaraan angkutan umum yang menggunakan skytrain. Kami ada dua yang sedang kami mau coba dan ini sedang dimatangkan oleh Dirjen Kereta Api,” kata Menhub Dudy, dikutip Minggu (9/3/2025).
Lalu bagaimana sebenarnya proyek Skytrain ini penampakannya? Indonesia sendiri telah memiliki layanan skytrain pertama yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta. Layanan feeder keliling terminal Bandara Soekarno Hatta itu diberi nama Kalayang. Pada pertengahan Februari lalu, layanan ini setop operasi karena gangguan perangkat pendukung namun 3 hari kemudian sudah kembali beroperasi.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kalayang Bandara Soetta yang beroperasi September 2017 ini membutuhkan dana Rp950 miliar untuk pengadaan trainset dan pembangunan infrastruktur.
Baca Juga
Pengadaan trainset Skytrain senilai Rp530 miliar dilakukan oleh PT LEN Industri bekerja sama dengan perusahaan Korea, Woojin. Skytrain ini mampu melaju hingga kecepatan 60 km per jam.
Sementara itu, pembangunan infrastruktur seperti jalur dan terminal mendapat pendanaan Rp420 miliar dari PT Angkasa Pura II, dengan pengerjaan yang dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) dan PT Indulexco melalui kerja sama operasi.
Skytrain Bandara Soetta ini dikelola oleh PT Len Railways System (LRS), anak perusahaan BUMN PT Len Industri (Persero), dan mulai beroperasi pada 17 September 2017. Awalnya, skytrain menggunakan satu trainset yang terdiri dari dua kereta dengan kapasitas total 176 penumpang.
Moda transportasi ini melayani perpindahan penumpang pesawat maupun pengunjung bandara antara Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan Integrated Building Terminal. Saat ini, operasionalnya telah diperluas dengan tiga trainset yang mencakup enam kereta dan mampu menampung hingga 528 orang. Lintasan skytrain ini mencapai 3,05 kilometer. atau sekitar Rp320 miliar per kilometer berdasarkan harga tahun 2017.
Pada perkembangan lain, Menhub Dudy Purwagandhi mengaku sedang merencanakan pembangunan dua skytrain sebagai angkutan feeder dari Sentul dan Serpong menuju MRT Jakarta dan LRT Jabodebek.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengaku pihaknya sedang mencoba dan mematangkan rencana pengadaan skytrain yaitu skytrain dari Sentul sebagai feeder LRT Jabodebek dan juga skytrain dari Serpong untuk MRT Jakarta.
“Seperti misalnya untuk penyelenggaraan angkutan umum yang menggunakan skytrain. Kita ada dua yang sedang kita mau coba dan ini sedang dimatangkan oleh Dirjen Kereta Api,” kata Menhub Dudy, dikutip Minggu (9/3/2025).
Lebih lanjut, Dudy mengatakan jika proyek ini nantinya akan ditawarkan ke pihak swasta agar tidak membebani anggaran negara (APBN). Menhub juga terbuka untuk siapa saja menjadi investor skytrain ini.