Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha Indonesia menyambut positif kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. Pengusaha berharap beberapa hal dapat berjalan lebih mulus dengan kehadiran Danantara.
Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani memandang Danantara menjadi sebuah langkah terobosan dari Presiden Prabowo menjadi pondasi penguatan perusahaan milik negara.
Ajib menuturkan, dengan total pengelolaan aset tidak kurang Rp14.000 triliun atau senilai US$900 miliar, Danantara diharapkan bisa menjadi lokomotif penggerak perekonomian nasional.
“Harapannya, Danantara bisa kolaborasi secara mutualistik dengan private sector,” kata Ajib kepada Bisnis, Senin (24/2/2025).
Lebih lanjut, Ajib menyebut, dengan kapabilitas Rosan Roeslani yang didapuk menjadi Kepala Badan Pelaksana atau Chief Executive Officer (CEO), Danantara bsia berpotensi menghasilkan
“Dengan kapabilitas Pak Rosan dan jajarannya, Danantara bisa potensial menghasilkan Rp450 triliun setiap tahun, atau setara 3,2% return on assets [RoA],” tuturnya.
Baca Juga
Di samping itu, Apindo juga berharap Danantara bisa mendorong tiga manfaat, di antaranya menumbuhkan iklim usaha, meningkatkan pemerintahan, dan memberikan kontribusi terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada negara.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyebut BPI Danantara bukan hanya sekadar pengelola investasi, melainkan juga sebagai instrumen pembangunan nasional.
Presiden ke-8 RI itu juga menegaskan sesuai amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
“Danantara Indonesia bukan sekadar badan pengelola investasi, melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia,” kata Prabowo, Senin (24/2/2025).
Adapun, Danantara akan memiliki aset kelolaan lebih dari US$900 miliar atau setara dengan Rp14.715 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS).
Nantinya, dana jumbo itu akan digunakan untuk mengembangkan proyek berkelanjutan di sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, hingga produksi pangan.
BPI Danantara akan mengelola tujuh BUMN dengan aset jumbo. Diperkirakan, lembaga baru ini akan mengelola aset hingga US$900 miliar dan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketujuh BUMN yang dimaksud di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan MIND ID.