Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebut Ajakan Tarik Uang dari Bank BUMN sebagai Subversi Ekonomi, Nusron: Momentumnya Apa?

Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid menanggapi ajakan menguras uang dari bank pelat merah yang belakangan ini terjadi.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid saat melakukan Konferensi Pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (21/2/2025). - BISNIS/Alifian Asmaaysi.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid saat melakukan Konferensi Pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (21/2/2025). - BISNIS/Alifian Asmaaysi.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menanggapi ajakan untuk menguras uang dari bank pelat merah yang belakangan viral. 

Nusron menjelaskan bahwa tindakan tersebut sudah masuk dalam praktik pemberontakan ekonomi atau subversi ekonomi yang dinilai tak berdasar.

“Ini kategorinya, mohon maaf kata ya, kalau menurut saya ini kategorinya sudah subversi ekonomi itu. Bukan subversi politik lagi, tapi subversi ekonomi,” tuturnya saat ditemui di Kantornya, Jumat (22/2/2025).

Nusron menegaskan, ajakan menarik uang dari bank BUMN itu dipandang tidak linear dengan kondisi ekonomi di Indonesia saat yang saat ini tergolong stabil. 

Dengan demikian, dia meminta agar masyarakat untuk dapat lebih jeli menyikapi ajakan tersebut, alasannya untuk menghindari bankrun atau penarikan dana besar-besaran yang dikhawatirkan bakal berdampak pada ekonomi RI ke depan. 

“Kalau tahun 98, momentum krisis banyak. Ini momentumnya apa? Tidak ada momentumnya. Fundamental makro bagus, inflasinya rendah, kita ini apalagi, cadangan devisa kuat, LPS kokoh, kok tiba-tiba ngomong [ajak tarik uang dari bank],” pungkasnya.

Asal tahu saja, seruan untuk menarik dana dari bank-bank BUMN muncul di media sosial menjelang peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BPI Danantara.  

Pasalnya, embrio superholding BUMN itu dicanangkan bakal mengelola aset entitas usaha yang berada di bawahnya, tak terkecuali BUMN perbankan. 

BPI Danantara, yang akan diluncurkan pada 24 Februari 2025, diperkirakan memiliki aset kelolaan hingga Rp14.715 triliun. 

Kekhawatiran warganet muncul karena pengelolaan dana jumbo ini, termasuk jika dana simpanan nasabah akan dipakai Danantara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper