Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan terus mendorong pembentukan family office di Indonesia. Kendati demikian, terdapat penentangan dari Kementerian Keuangan.
Menurut Luhut, family office bisa membangun kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hanya saja, tak semua yang ada di pemerintahan menyetujui pembentukan surga pajak seperti family office itu.
"Masalahnya, teman-teman dari Kementerian Keuangan selalu bicara tentang, 'Apa yang kami dapatkan [dari pembentukan surga pajak seperti family office]?'," jelas Luhut dalam acara Indonesia Economic Summit di Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2024).
Sebagai informasi, family office adalah semacam perusahaan yang memanajemen kekayaan para konglomerat yang mendapat kemudahan pajak. Artinya, meski para konglomerat menanamkan kekayaan di Indonesia namun Kementerian Keuangan itu tidak bisa memungut pajak dari mereka.
Luhut tidak menampik bahwa mungkin family office tidak akan memberikan dampak positif secara signifikan dalam jangka pendek. Kendati demikian, dia meyakini Indonesia akan menerima manfaat positifnya dalam jangka panjang.
"Memang belum tentu hasilnya didapatkan sekarang, tapi Anda membangun kepercayaan. Kepercayaan itu sangat-sangat penting, kredibilitas itu sangat-sangat penting," ujarnya.
Baca Juga
Mantan perwira TNI itu pun mengaku sudah membicarakan rencana pembentukan family office dengan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo sudah memberikan instruksi agar Dewan Ekonomi Nasional terus melakukan riset tentang dampak dari pembentukan family office di Indonesia.
Luhut sendiri pertama kali mengungkapkan keinginan membangun family office di Indonesia pada 2024 lalu. Dia ingin menjadikan Bali sebagai markas family office tersebut.
Dia menjelaskan, praktik family office sudah banyak tersebar di negara-negara Asia lain. Oleh sebab itu, dia ingin mereplikasinya di Indonesia.
"Jadi family office itu, nanti banyak orang-orang kaya di dunia itu melihat Bali menjadi alternatif untuk mereka naruh duitnya di Indonesia, seperti di Singapura, di Hong Kong, juga di Abu Dhabi, tapi jangan dipajakin," jelas Luhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).
Meski uang orang kaya tersebut tidak dikenakan pajak, Luhut menjelaskan yang terpenting banyak kurs asing yang akan tersimpan di Indonesia sehingga cadangan devisa negara semakin kuat.
Luhut mengklaim bahwa di Singapura ada sekitar 1.500 family office dengan dana tersimpan US$1,6 triliun. Dia pun menargetkan akan ratusan miliar dolar di family office Bali nantinya.