Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) buka suara terkait kabar perusahaan yang bakal kembali mengekspor konsentrat tembaga ke China pada akhir Februari 2025.
Diberitakan Reuters, Freeport disebut mulai memuat kargo konsentrat dengan tujuan China pada Jumat, untuk mengantisipasi diterimanya izin ekspor pada akhir bulan ini, menurut satu sumber yang mengetahui secara langsung mengenai masalah ini.
Sumber lainnya menyebut bahwa pengiriman konsentrat tembaga dari tambang di Grasberg, Papua Tengah, diperkirakan akan berangkat pada akhir Februari 2025.
“Penyimpanan menjadi masalah besar. Kita harus mulai memindahkannya,” kata sumber pertama.
Menanggapi kabar tersebut, VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati tak membantah ataupun membenarkan. Dia menegaskan tidak dapat memberikan tanggapan atas informasi, yang menurutnya, berasal dari sumber yang tidak jelas.
Katri hanya memastikan bahwa pihaknya saat ini masih mengusahakan untuk kembali mendapat izin ekspor konsentrat tembaga pada kuartal I/2025.
Baca Juga
"Seperti yang dilaporkan sebelumnya dalam Laporan FCX Kuartal IV dan Akhir Tahun 2024, PT Freeport Indonesia berharap dapat memulai kembali ekspor konsentrat tembaga pada kuartal pertama 2025," ucap Katri kepada Bisnis, Senin (17/2/2025).
Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI telah berakhir pada 31 Desember 2024. Namun, pada Oktober 2024, fasilitas pemurnian dan pemrosesan atau smelter baru PTFI terbakar.
Insiden tersebut menyebabkan perusahaan belum bisa menyerap seluruh produksi konsentratnya untuk diolah dalam negeri. Oleh karena itu, PTFI mengajukan perpanjangan ekspor kepada pemerintah.
Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberi sinyal untuk memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga bagi Freeport.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, pihaknya saat ini memang masih belum memberikan rekomendasi izin ekspor untuk PTFI. Namun, dia akan mendukung diberikannya izin ekspor tembaga PTFI.
"Mendukung. Mendukung tapi syarat dan ketentuan berlaku lah,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Dukungan dari Kementerian ESDM juga seiring dengan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya telah mendukung atas pemberian izin ekspor tembaga PTFI.
Imbas belum diberikannya perpanjangan izin ekspor ini, Freeport disebut telah menurunkan produksi konsentratnya sebesar 40%. Terhentinya ekspor ini membuat stok konsentrat tembaga menumpuk di gudang penyimpanan Amamapare, Mimika, Papua.
"Sudah-sudah [menurunkan produksi menjadi] 60%," kata Tri.