Bisnis.com, JAKARTA - Freeport McMoran melalui PT Freeport Indonesia disebut tengah bersiap untuk kembali mengekspor konsentrat tembaga pada bulan ini seiring bakal diterbitkannya perpanjangan izin ekspor.
Melansir Reuters, Senin (17/2/2025), Freeport mulai memuat kargo konsentrat dengan tujuan China pada Jumat, untuk mengantisipasi diterimanya izin ekspor pada akhir bulan ini, menurut satu sumber yang mengetahui secara langsung mengenai masalah ini.
Sumber lainnya menyebut bahwa pengiriman konsentrat tembaga dari tambang di Grasberg, Papua Tengah, diperkirakan akan berangkat pada akhir Februari 2025.
“Penyimpanan menjadi masalah besar. Kita harus mulai memindahkannya,” kata sumber pertama.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah memberi sinyal untuk memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga bagi Freeport.
Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga Freeport Indonesia (PTFI) telah berakhir pada 31 Desember 2024. Namun, pada Oktober 2024, fasilitas pemurnian dan pemrosesan atau smelter baru PTFI terbakar.
Baca Juga
Insiden tersebut menyebabkan perusahaan belum bisa menyerap seluruh produksi konsentratnya untuk diolah dalam negeri. Oleh karena itu, PTFI mengajukan perpanjangan ekspor kepada pemerintah.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, pihaknya saat ini memang masih belum memberikan rekomendasi izin ekspor untuk PTFI. Namun, dia akan mendukung diberikannya izin ekspor tembaga PTFI.
"Mendukung. Mendukung tapi syarat dan ketentuan berlaku lah,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Dukungan dari Kementerian ESDM juga seiring dengan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya telah mendukung atas pemberian izin ekspor tembaga PTFI.
Imbas belum diberikannya perpanjangan izin ekspor ini, Freeport disebut telah menurunkan produksi konsentratnya sebesar 40%. Terhentinya ekspor ini membuat stok konsentrat tembaga menumpuk di gudang penyimpanan Amamapare, Mimika, Papua.
"Sudah-sudah [menurunkan produksi menjadi] 60%," kata Tri.