Bisnis.com, JAKARTA — Produsen makanan dan minuman kemasan global, Nestlé memperkirakan penyusutan margin pendapatan bersih tahun ini, meskipun penjualan mengalami perbaikan secara tahunan. Hal ini disebabkan daya beli konsumen yang tertekan di tengah harga komoditas bahan baku yang melambung.
CEO Nestle Laurent Freixe mengatakan pihaknya mendorong peningkatan volume penjualan organik tahun ini dibandingkan tahun lalu. Namun, produsen kopi kemasan Nescafe ini meramalkan margin laba tumbuh 16% atau lebih rendah dari 17,2% pada tahun lalu.
“Margin laba akan menyempit dalam jangka pendek karena kami berinvestasi untuk pertumbuhan,” ujarnya dikutip Reuters, Minggu (16/2/2025).
Nestle berupaya untuk meningkatkan penjualan dengan investasi dalam inovasi pemasaran untuk mendorong daya beli masyarakat yang beberapa tahun terakhir tertekan karena lonjakan harga produk.
Dua komoditas utama Nestlé yaitu kopi untuk Nescafé dan kakao untuk Kit-Kat, saat ini berada pada harga yang sangat tinggi. Namun, perusahaan ini mengungkapkan bahwa mereka hanya akan meneruskan sebagian dari kenaikan biaya input kepada pembeli.
Kenaikan harga sebesar 1,5% pada tahun lalu melampaui estimasi analis rata-rata yang sebesar 1,4%. Sementara itu, pertumbuhan volume penjualan naik 0,8%, sedikit melebihi ekspektasi yang sebesar 0,7%.
Baca Juga
Penjualan organik yang tidak memperhitungkan dampak pergerakan mata uang dan akuisis naik 2,2% dalam setahun penuh yang berakhir pada 31 Desember 2024. Hal ini sesuai dengan ekspektasi sebesar 2,1%.
Namun, pertumbuhan organik tersebut yang terendah dalam kurun waktu 25 tahun. Secara keseluruhan, penjualan Nestlé turun 1,8% menjadi 91,35 miliar franc atau US$101,5 miliar dengan laba bersih juga mengalami penurunan sebesar 2,9% menjadi 10,88 miliar franc atau US$12,10 miliar.
Perusahaan menargetkan penghematan biaya operasional sebesar 2,5 miliar franc Swiss atau sekitar US$2,75 miliar pada 2027. Adapun, realisasi penghematan hingga saat ini mencapai 300 juta franc atau US$333,6 juta.
Simon Jaeger, seorang manajer portofolio di Flossbach von Storch, mengatakan Nestle akan melakukan seperti yang diharapkan yakni berfokus pada pelaksanaan dan dapat menunjukkan hasil pertama dari upaya pemangkasan biaya.
“Anda bisa melihat bahwa pertumbuhan volume sedikit meningkat,” ujar analis tersebut.
Di sisi lain, pesaing utama Nestlé termasuk pembuat kubus saham Knorr, Unilever, memperlambat kenaikan harga tahun lalu untuk menarik kembali pembeli yang beralih ke produk dengan harga lebih murah.
Namun, perusahaan asal Swiss ini tidak segera mengendurkan kebijakan harga mereka, meskipun beberapa kuartal mengalami penurunan volume penjualan yang menyebabkan pemecatan CEO sebelumnya, Mark Schneider, pada bulan Agustus.