Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Makin Panas, Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Australia Terdampak?

Australia mencatatkan hubungan dagang surplus dengan AS, sehingga tensi perang dagang bisa memengaruhi perekonomian. Dampak bagi mitra dagang perlu dicermati.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan dari Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, di Lima, Peru, pada Kamis 14 November 2024. / Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan dari Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, di Lima, Peru, pada Kamis 14 November 2024. / Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA — Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Australia perlu terus ditingkatkan di tengah eskalasi tensi perang dagang yang membayangi perekonomian global.

Australia’s Business Champion for Indonesia, Jennifer Westacott, mengatakan kondisi perang dagang saat ini memang berpotensi memengaruhi kerja sama antara Australia dengan Indonesia.

Hal tersebut mengingat perbedaan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Australia dengan negara yang menjadi aktor utama perang dagang seperti AS.

Dia memaparkan, Indonesia bukan menjadi sasaran kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump. Sementara itu, Australia berpotensi terdampak dari tarif impor baja dan alumunium yang baru saja ditetapkan AS.

"Australia jelas memiliki hubungan dagang yang berbeda. Kami memiliki hubungan yang surplus dalam hal perdagangan dengan Amerika Serikat," jelasnya dalam sesi konferensi pers di Kantor Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta, dikutip Rabu (12/2/2025).

Meski demikian, Westacott menekankan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Australia di tengah ketidakpastian global saat ini. Dia mengatakan, kedua negara harus fokus pada aspek-aspek yang dapat dikendalikan sebagai bagian dari perjanjian kerja sama ekonomi. 

Sebagai pendukung utama hubungan perdagangan dan investasi Australia dengan Indonesia, Westacott mengatakan siap berkolaborasi dengan para pelaku terkait agar kerja sama ekonomi kedua negara semakin erat di tengah ketidakpastian global saat ini.

'Kami menyadari kondisi global yang cukup disruptif ini. Namun, pada saat yang sama kita harus memastikan bahwa kedua negara tetap bekerja sama sebagai mitra dan memastikan kerja sama ini seefektif mungkin," kata Westacott.

Adapun, berdasarkan keterangan resmi dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Westacott memimpin delegasi bisnis tingkat tinggi dan memulai program empat hari mereka di Jakarta sejak Senin (10/1/2025) kemarin. Perjalanan delegasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan investasi dengan salah satu mitra terdekat Australia.

Delegasi bisnis tersebut terdiri dari 39 perwakilan senior dari 27 perusahaan dan firma investasi terkemuka di Australia, serta manajer aset, pakar infrastruktur, dan kelompok bisnis terkemuka yang memiliki reputasi global. Mereka mewakili berbagai sektor termasuk industri perawatan kesehatan, infrastruktur, logistik, energi, pertambangan, dan sumber daya.

Selama di Jakarta, para delegasi akan berpartisipasi dalam berbagai pertemuan dengan perwakilan senior Pemerintah Indonesia dan kementerian, pertemuan penjajakan bisnis khusus, dan beberapa panel bertemakan sektor bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper