Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah harus mempersiapkan kebijakan yang pro terhadap industri nasional di tengah perang dagang AS-China. Meskipun, Presiden AS Donald Trump menunda pengenaan tarif bea masuk produk China.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin, Saleh Husin mengatakan kebijakan tarif yang semula akan diberlakukan tersebut dapat menghambat ekspor China ke AS.
“Maka China akan mencari negara lain yang pengenaan tarif bea masuknya ke AS lebih rendah dari China, salah satunya RI, ini untuk relokasi industri,” kata Saleh kepada Bisnis, Selasa (21/1/2015).
Menurut Saleh yang juga merupakan eks Menteri Perindustrian (2014-2016) itu pemerintah harus melakukan langkah-langkah untuk memperkuat perlindungan industri dalam negeri, sehingga daya saing industri tetap terjaga.
Misalnya, industri diberikan kebijakan harga gas yang kompetitif sebagai bahan baku dan sebagai energi.
Selain itu, meningkatkan produktivitas kerja, melanjutkan dan mengintensifkan penerapan kebijakan P3DN utamanya untuk kebutuhan pemerintah baik belanja kementerian/lembaga, Pemda dan BUMN/BUMD.
Baca Juga
Dengan demikian, tak hanya terlindungi, dia meyakini akan ada investasi ke RI sebagai negara tujuan relokasi industri China. “Ini tentunya sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk menarik investasi asing,” imbuhnya.
Di sisi lain, kondisi tersebut juga akan memengaruhi neraca perdagangan Indonesia dengan China, sebab sebagian besar bahan baku RI diekspor ke China.
Kendati demikian, dia melihat peluang yang dapat dimanfaatkan RI untuk memasuki pasar AS karena meskipun terdapat potensi negeri Paman Sam itu juga akan mengenakan tarif tambahan kepada negara lain termasuk Indonesia.
“Pengaruh lainnya yang menekan kinerja ekspor RI ke AS adalah kemungkinan juga akan ada tambahan tarif bea masuk ke AS karena kebijakan Presiden Trump yang akan memberdayakan industri dalam negerinya, ini bisa dilihat pada waktu Trump menerapkan kebijakan Produk Dalam Negeri (American First),” jelasnya.