Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Batu Bara Diramal Makin Membara 2025, Penuhi Kebutuhan China

Pengusaha pertambangan menilai produksi batu bara akan tetap naik pada 2025 seiring dengan tingginya permintaan dari China
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA)  di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023). Bisnis/Abdurachman
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia/Indonesia Coal Mining Association (APBI/ICMA) memperkirakan produksi batu bara Indonesia kembali naik pada 2025 seiring dengan tingginya permintaan dari China

Tingginya permintaan batu bara itu pun tercermin dari produksi pada 2024 yang melampaui target.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara di dalam negeri tembus 831,05 juta ton sepanjang 2024. Realisasi tersebut telah mencapai 117,05% dari target target produksi 2024 yang sebesar 710 juta ton.

Plt Direktur Eksekutif APBI/ICMA Gita Mahyarani mengatakan tingginya produksi batu bara itu tak lepas dari permintaan dari China dan negara-negara ASEAN.

"Kenaikan permintaan. Ada permintaan dari negara negara eksportir termasuk China di 2024 yang naik dan beberapa negara di ASEAN," kata Gita kepada Bisnis, Selasa (14/1/2025).

Oleh karena itu, dia pun memproyeksi produksi batu bara Indonesia kembali naik pada tahun ini. Kendati, dia belum bisa memberikan angka pasti terkait kenaikan produksi tersebut.

Gita juga memperkirakan kebutuhan batu bara dalam negeri untuk kebutuhan listrik hingga smelter bisa meningkat. Namun, menurutnya kenaikan produksi batu bara tidak akan terlalu jauh dari realisasi 2024 yang mencapai 831,05 juta ton.

"Kalau secara angka saya belum bisa pastikan. Hanya saja angka produksi bisa bertambah terus kalau tidak dikendalikan," ucap Gita.

Kendati, dia mengatakan untuk kebutuhan ekspor sangat dipengaruhi dengan banyak faktor. Hal ini salah satunya terkait kondisi geopolitik.

Produksi batu bara RI mencapai 831,05 juta ton sepanjang 2024. Angka ini mencapai 117,05% dari target target produksi tahun lalu yang sebesar 710 juta ton.

Lebih terperinci, dari total produksi emas hitam itu, penyerapan untuk domestik tercatat mencapai 378,95 juta ton. Sementara, realisasi untuk ekspor sebesar 434,11 juta ton. Adapun realisasi untuk domestic market obligation (DMO) mencapai 209,93 juta ton. 

Adapun penjualan batu bara sepanjang 2024 mencapai 813,06 juta ton. Realisasi ini mencapai 114,52% dari target penjualan batu bara pada tahun lalu.

Produksi batu bara yang melebihi target ini seiring dengan realitas bahwa komoditas tersebut masih mendominasi bauran energi di Indonesia. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan bauran energi didominasi oleh sumber energi batu bara yang mencapai 39,48% per semester I/2024.

“Bauran energi tahun 2024 sampai dengan Juni 2024 didominasi oleh batu bara sebesar 39,48%,” ucap Yuliot dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).   

Selain itu, pemanfaatan minyak mencapai 29,9% dalam bauran energi nasional, sedangkan untuk gas masih mencapai 16,69%. Sementara itu, pemanfaatan EBT baru mencapai 13,93%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper