Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit APBN 2024 Capai 2,29%, Setara Rp507,8 Triliun

Menkeu Sri Mulyani melaporkan bahwa APBN 2024 mencatatkan defisit 2,29% terhadap PDB, sesuai rencana awal.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama jajaran wakil menteri keuangan dan eselon I Kemenkeu berfoto sebelum konferensi pers APBN KiTa 2024 di Kantor Pusat Kemenkeu, Jakarta pada Senin (6/1/2025). / Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama jajaran wakil menteri keuangan dan eselon I Kemenkeu berfoto sebelum konferensi pers APBN KiTa 2024 di Kantor Pusat Kemenkeu, Jakarta pada Senin (6/1/2025). / Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak

Bisnis.com, JAKARTA — Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2024 mencatatkan defisit Rp507,8 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa defisit APBN sepanjang 2024 mencapai Rp507,8 triliun atau setara 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Defisit itu melebar dari capaian tahun sebelumnya atau 2023, yaitu Rp347,6 triliun atau 1,65% terhadap PDB.

"Betapa kita melihat tadi, 2,29% desain awal, memburuk ke 2,7%, dan kita mengembalikan lagi pada kondisi yang baik, yaitu APBN [2024] dijaga defisitnya di 2,29%," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kemenkeu, Jakarta pada Senin (6/1/2025).

Secara keseluruhan, APBN 2024 memang didesain 2,29% terhadap PDB. Artinya, pemerintah sudah memperkirakan bahwa defisit APBN 2024 akan lebih besar dari 2023.

Pemerintah sempat memperkirakan bahwa defisit APBN 2024 akan melebar hingga 2,7%, karena kondisi makroekonomi semester I/2024 yang begitu berat. Tekanan harga pangan akibat El Niño, tingginya harga minyak, hingga perlambatan ekonomi China memengaruhi prospek ekonomi Indonesia dan APBN.

Namun demikian, seiring meredanya tekanan harga minyak, naiknya harga komoditas seperti batu bara dan CPO, hingga adanya stimulus fiskal dan moneter China membuat kondisi ekonomi membaik, sehingga defisit APBN bisa kembali sesuai desain awal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper