Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan bahwa sebanyak 50 ekor sapi perah bunting jenis Friesian Holstein asal Australia tiba di Indonesia pada Selasa (3/12/2024).
Impor sapi ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan susu nasional sekaligus mencapai swasembada susu, melalui impor sapi perah.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menyampaikan, kedatangan sapi perah bunting ini merupakan bagian dari rencana blueprint Kementan untuk mendorong peran investor dalam meningkatkan populasi sapi perah di Tanah Air. Rencana ini, kata dia, sejalan dengan target pemerintah untuk menambah 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan.
“Kedatangan sapi perah bunting ini merupakan wujud komitmen nyata sektor swasta untuk berperan dalam percepatan investasi di Indonesia,” kata Agung Suganda dalam keterangannya, dikutip Rabu (4/12/2024).
Adapun, lima puluh ekor sapi perah bunting ini didatangkan oleh PT Juang Jaya Abdi Alam, dan akan terus didatangkan ke Indonesia secara bertahap pada periode berikutnya.
Sapi perah bunting yang dimiliki oleh Perseroan tersebut rencananya akan ditempatkan di Lampung, untuk mendukung penyediaan susu di provinsi tersebut. Sapi-sapi tersebut sudah dalam keadaan bunting dengan usia bervariasi antara 3 hingga 7 bulan.
Baca Juga
Agung mengharapkan, selain menghasilkan pedet atau anak sapi, indukan sapi ini akan mulai memproduksi susu untuk kebutuhan lokal pada pertengahan 2025.
“Harapannya, selain menghasilkan pedet, sapi-sapi ini juga akan mulai memproduksi susu untuk kebutuhan lokal pada pertengahan tahun depan,” ujarnya.
Tak hanya kedatangan sapi perah bunting, Indonesia juga mendatangkan 600 ekor bibit domba dan kambing perah, yang terdiri dari 400 ekor domba Droper dan 200 ekor kambing perah jenis Saanen. Bibit ternak miliki PT. Samana Agri Yasa dan rencananya akan dikirim ke instalasi karantina di Cilacap, Jawa Tengah.
“Kami berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi investor lain untuk turut berkontribusi dalam pembangunan subsektor peternakan,” pungkasnya.